Minggu, 28/04/2024 18:54 WIB

Festival Film Bulanan Hadir di Pontianak, Sandiaga Ingin Film Pendek Jadi Alternatif Hiburan Rakyat

Selama tiga hari pengunjung bisa menikmati hiburan sambil kulineran dengan diisi berbagai kegiatan, antara lain: dialog film, pemutaran film terpilih Festival Film Bulanan, pertunjukan kesenian, komika lokal hingga menghadirkan UMKM.

Sinema keliling Festival Film Bulanan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kretif di Pontianak, Kalimantan Barat. Foto: dok.jurnas

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif terus berupaya menghidupkan ekosistem perfilman di daerah melalui program Festival Film Bulanan (FFB). Termasuk menggelar kegiatan roadshow Festival Film Bulanan 2023 bertajuk Sinema Keliling.

Setelah sukses dilaksanakan di berbagai kota, Sinema Keliling kali ini dilaksanakan di CW Coffee Tanjung Sari, Kota Pontianak, Kalimantan Barat, 15 - 17 September 2023.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, melalui keterangan resminya, Selasa (17/10/2023), mengatakan, Sinema Keliling merupakan bentuk ruang kreatif untuk mengapresiasi dan mempromosikan karya film daerah yang memiliki keunikan, otentisitas, karakter dan ciri khas kuat melalui pemutaran Film Terpilih Festival Film Bulanan mengusung konsep One Stop Entertainment.

Selama tiga hari pengunjung bisa menikmati hiburan sambil kulineran dengan diisi berbagai kegiatan, antara lain: dialog film, pemutaran film terpilih Festival Film Bulanan, pertunjukan kesenian, komika lokal hingga menghadirkan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah).

“Kebangkitan industri perfilman Indonesia sudah dimulai sejak 2022, hingga saat ini sudah banyak film Indonesia yang mengikuti festival-festival film luar negeri. Oleh karena itu, saya harap ke depannya akan lebih banyak film lokal yang berinovasi dan berkolaborasi  sehingga bisa menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat," katanya.

Menparekraf menambahkan salah satu tujuan diadakannya acara pemutaran film pendek di daerah yaitu ingin menggerakkan sektor ekonomi kreatif masyarakat sekitar.

“Kami di Kemenparekraf akan selalu mendukung perfilman Indonesia untuk berkontribusi dalam kebangkitan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja baru yang berkelanjutan,” imbuh Sandiaga.

Mohammad Amin selaku Direktur Musik, Film dan Animasi, Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif, Kemenparekraf yang diwakili oleh Joko Sulis, Subkoord Fotografi, Direktorat Musik, Film dan Animasi mengungkapkan, integrasi pengalaman pariwisata dengan ekonomi kreatif secara inovatif dapat menambah nilai potensi lokal dengan menjangkau pasar konsumen baru, meningkatkan citra dan daya saing destinasi, serta mendukung pertumbuhan industri kreatif di daerah.

“Pengembangan ekonomi kreatif yang diintegrasikan dengan pariwisata secara berkelanjutan memerlukan sinergi, dan kolaborasi multi-stakeholder. Kita tidak bisa melakukannya sendiri, pemerintah pusat dan daerah, akademisi, swasta, media, masyarakat lokal, komunitas, pelaku kreatif dan konsumen secara keseluruhan perlu berperan, terlibat, bersinergi dan berkolaborasi untuk menambah nilai potensi ekonomi kreatif lokal,” ungkapnya.

Ada pula sesi dialog mengenai “Industri Perfilman Lokal: Bisa Survive Enggak, Sih?” di hari pertama yang diisi oleh Abdul Manaf, perwakilan Founder Festival Film Bulanan, Indra Agus Rahman, Pelaku Industri OTT dan Haris Supiandi, perwakilan komunitas Gertak Film.

Sementara, di hari kedua, ada sesi dialog "Membuat Signature dalam Karya Film" bersama Hatta Budi Kurniawan dan Vera Isnaeni, sineas Kalimantan.

Acara yang digelar selama tiga hari ini turut dimeriahkan oleh penampilan pertunjukan kesenian, live band, dan stand up comedy. Tersedia pula berbagai produk ekonomi kreatif yang bisa dinikmati pengunjung sembari menonton.

Film-film yang diputarkan adalah deretan Film Terpilih Festival Film Bulanan 2022-2023 dan film produksi komunitas lokal, di antaranya adalah film Facticity, Balalek, Krenteg, Pabaruak, Titip Sendal, Waiting for Your Phone Call, Pesan Pungkasan, Bersama Membangun Negeri, Panen, Kulkas Impian, Aksara, KM 0, Senyap, dan Becongkank.

Tanggapan positif muncul dari penyelenggaraan acara ini, salah satunya dari Nesya Septiani, pengunjung. "Kegiatan ini bagus ya, masyarakat jadi lebih tahu film-film lokal di Indonesia. Semoga Sinema Keliling ini bisa terus berlanjut," ungkap Nesya.

Hal senada diungkapkan Rudiansyah selaku pengisi acara di Sinema Keliling Pontianak. "Sangat luar biasa sekali, bisa tampil di acara yang keren ini. Semoga terus ada di Pontianak, supaya teman-teman sineas di Pontianak bisa terus punya tempat untuk menampilkan karya filmnya," tutup Rudi.

KEYWORD :

Festival Film Bulanan Menparekraf Sinema keliling




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :