Sabtu, 18/05/2024 19:53 WIB

AS Bakal Kirim Amunisi Uranium ke Ukraina

AS Bakal Kirim Amunisi Uranium ke Ukraina

Gedung Putih (Foto: Via IRNA)

Washington, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya akan mengirim amunisi yang mengandung uranium ke Ukraina. Peluru tersebut bertujuan membantu menghancurkan tank-tank Rusia.

Dikutip dari Reuters pada Minggu (3/9), amunisi tersebut dapat ditembakkan dari tank Abrams AS, dan diperkirakan akan dikirim ke Ukraina dalam beberapa minggu mendatang.

Salah satu pejabat mengatakan bahwa paket bantuan yang akan datang akan bernilai antara US$240 juta dan US$375 juta, tergantung pada apa yang disertakan.

Nilai dan isi paket tersebut masih dalam tahap penyelesaian. Namun, hingga kini Gedung Putih tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Meskipun Inggris mengirim amunisi uranium ke Ukraina awal tahun ini, ini akan menjadi pengiriman amunisi pertama AS dan kemungkinan besar akan menimbulkan kontroversi.

Hal ini menyusul keputusan sebelumnya oleh pemerintahan Biden untuk memberikan munisi tandan ke Ukraina, meskipun terdapat kekhawatiran akan bahaya senjata tersebut terhadap warga sipil.

Penggunaan amunisi beruranium diperdebatkan dengan sengit. Koalisi Internasional untuk Melarang Senjata Uranium mengatakan ada risiko kesehatan yang berbahaya juka menelan atau menghirup debu serpihan uranium, termasuk kanker dan cacat lahir.

Sebagai produk sampingan dari pengayaan uranium, debu uranium digunakan untuk amunisi karena kepadatan ekstrimnya memberikan peluru kemampuan untuk dengan mudah menembus lapisan baja dan terbakar sendiri dalam awan debu dan logam yang membakar.

Meskipun debu uranium bersifat radioaktif, namun kandungannya jauh lebih sedikit dibandingkan uranium yang dihasilkan secara alami, meskipun partikel-partikelnya dapat bertahan dalam jangka waktu yang cukup lama.

Amerika Serikat menggunakan amunisi beruranium dalam jumlah besar pada Perang Teluk tahun 1990 dan 2003 serta pemboman NATO di bekas Yugoslavia pada tahun 1999.

KEYWORD :

Amunisi Uranium Amerika Serikat Ukraina Rusia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :