Sabtu, 18/05/2024 02:41 WIB

Seribu Pengusaha APINDO Jadi Bapak Asuh Anak Stunting

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo  mengatakan program 1.000 pengusaha menjadi BAAS sebagai energi besar dalam Percepatan Penurunan Stunting.

Ajakan cegah stunting. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Sebanyak 1.000 pengusaha yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) ikut menjadi Bapak Asuh Anak Stunting (BAAS). Ini menjadi energi baru dalam rangka mempercepat penurunan prevalensi stunting di Tanah Air.

"Sore hari ini saya senang Apindo berbicara mengenai stunting. Saya harapkan nanti Kadin (Kamar Dagang dan Industri), HIPMI (Himpunan Pengusaha Muda Indonesia) juga ikut berbicara dalam penanganan stunting," ucap Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada pengukuhan Pengurus Apindo.

Presiden Jokowi menjelaskan, pada tahun 2015 angka stunting di Indonesia sangat tinggi, yaitu 37 persen. Kemudian pada akhir tahun 2022 sudah turun menjadi 22 persen. Target pemerintah, di 2024 prevalensi stunting sudah menjadi 14 persen.

"Saya lihat di lapangan itu bukan hal yang mudah, tetapi saya yakin kesulitan dan ketidakmudahan itu targetnya akan bisa kita raih kalau ada partisipasi dari para pengusaha. Dan saya mengapresiasi sekali Apindo dalam hal urusan stunting ini," kata Presiden Jokowi.

Mantan Gubernur DKI itu juga menjelaskan bawah rata-rata anak stunting berada pada keluarga-keluarga yang tidak mampu. Untuk itu, dia berharap 1.000 pengusaha bisa menjadi ayah angkat dari anak yang stunting tetrsebut.

"Ada 1.000 pengusaha, misalnya satu pengusaha menjadi ayah angkat dari 2.000 balita kita. Apa sih yang harus diberikan? Karena rata-rata anak stunting berada pada keluarga-keluarga yang tidak mampu," tutur Presiden.

"Solusinya adalah dengan memberikan telur, berikan ikan, daging ayam, berikan daging, sayur untuk keluarga berisiko stunting. Bukan satu hal yang besar tapi harus rutin dilakukan. Dilakukan tiap bulan (hasilnya) akan kelihatan kalau konsisten," sambung Presiden Jokowi.

Sementara, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo yang juga hadir dalam acara tersebut mengatakan program 1.000 pengusaha menjadi BAAS sebagai energi besar dalam Percepatan Penurunan Stunting.

"Kita kemarin sudah MoU dengan Apindo. Hari ini Apindo men- declare MoU dengan BKKBN ini ditindaklanjuti dengan menjadi Bapak Asuh Anak Stunting. Tadi saya sudah bertemu singkat dengan Pak Presiden Jokowi dan Ibu Ketua Apindo. Beliau sudah sampaikan bahwa koordinasi. Saya kira ini suatu energi yang besar bagi BKKBN didukung 1.000 pengusaha," jelas Hasto.

Ia berharap program ini dapat berkelanjutan dan juga ada kepedulian sosial pada makanan tambahan dan sanitasi.

"Harapan saya tidak cut and run, ya. Jadi maintenance minimal 6 bulan. Itu harapan saya fokus kepada maintenance 6 bulan. Kemudian yang kedua ada kepedulian sosial masalah makanan tambahan dan juga ada kepedulian sosial terhadap sanitasi. Karena faktor penting sanitasi tidak bisa diabaikan," harap Hasto.

Ketua Umum Apindo, Shinta W. Kamdani yang hari itu dikukuhkan bersama pengurus lainnya untuk periode 2023-2028 menjelaskan, keberhasilan Indonesia tidak hanya dari banyaknya sumber daya alam tetapi juga sumber daya manusia unggul yang adalah kuncinya.

Dia menyadari bahwa sumber daya manusia (SDM) tangguh bukan semata meningkatkan skill dan keterampilan, tetapi juga generasi yang sehat, cerdas, dan adaptif. 

"Untuk itu kami menjalankan program Kipas Stunting (Kolaborasi Inklusif Pengusaha Indonesia Atasi Stunting). Atas koordinasi dengan BKKBN dan Kemenkes kita sudah mendapatkan 1.000 pengusaha. Kerjasama dengan posyandu untuk ibu hamil ibu menyusui dan balita," ucap dia.

Acara Pengukuhan Kepengurusan APINDO Masa Bakti 2023-2028 ini dihadiri juga oleh Menteri Kesehatan Ir. Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan, Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, Ketua Umum HIPMI Akbar Himawan Buchari, Ketua Serikat Pekerja dan Buruh; dan para pengurus Apindo dari 32 Provinsi di Indonesia.

KEYWORD :

Bapak Asuh Anak Stunting Hasto Wardoyo BKKBN Joko Widodo Asosiasi Pengusaha Indonesia




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :