Jum'at, 17/05/2024 16:20 WIB

Barantan Dalami Kasus LSD yang Terdeteksi pada Sapi dari Australia

Karantina Pertanian sementara menangguhkan impor sapi dari empat peternakan atau premises di Australia, asal sapi yang terdeteksi penyakit LSD tersebut.

Sapi bakalan. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian (Kementan) tengah mendalami kasus penyakit kulit LSD (lumpy skin disease) yang terdeteksi pada sejumlah kecil sapi yang berasal dari Australia.

Diketahui Barantan telah mendeteksi LSD pada sejumlah sapi yang diimpor dari Australia. Namun, belum diketahui secara pasti apakah sapi ini sudah tertular LSD dari negara asalnya atau setelah tiba di Indonesia.

"Kami (Indonesia-Australia) juga sama-sama mendalami masalah ini. Bisa jadi, kejadian ini penyebabnya berasal dari Indonesia, tetapi kita juga perlu kecurigaan jangan sampai ini terjadi dari sana," kata Bambang kepada awak media di Jakarta, Selasa (1/8).

Bambang mengatakan, Australia sangat berkomitmen menjaga agar kesehatan hewan dan produk-produknya yang dikirim ke Indonesia dan negara lainnya di belahan dunia ini dalam kondisi baik.

"Nah, kejadian pemasukan sapi pada tengah Juli kemarin mengagetkan kita semua tentunya. Namun, saya sekali lagi meminta dukungan kepada media untuk memberikan edukasi kepada masyarakat jangan sampai ini membuat panik semuanya," ucap Bambang.

Bambang mengatakan, sedang mendalami kasus ini. Untuk itu, pihaknya sementara menangguhkan impor sapi dari empat peternakan atau premises di Australia, asal sapi yang terdeteksi penyakit LSD tersebut.

"Penangguhan ini dilakukan sampai dengan hasil investigasi temuan penyakit LSD lebih lanjut. Ekspor sapi hidup dari Australia tetap dapat berjalan dari 56 peternakan atau premises dari total 60 yang terdaftar," kata Bambang.

Ia juga mengatakan, pemerintah Indonesia terus melakukan koordinasi dengan pemerintah Australia melalui Department Agriculture, Fisheries and Forestry (DAFF) untuk menginvestigasi terhadap temuan LSD pada empat peternakan/premises yang ditangguhkan.

"Ini tanggung jawab bersama. Saya kira juga apa yang dilakukan di Indonesia menjadi harapan dan kebutuhan baik buat Australia dalam rangka mengantisipasi ternak dan prospek ke depannya," ucapnya.

Temuan penyakit LSD pada sapi impor setelah dilakukan tindakan karantina berupa pemeriksaan dokumen dan fisik sapi impor di atas alat angkut. Pemeriksaan dilakukan petugas Karantina Pertanian Tanjung Priok, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta pada 25 Mei hingga 26 Juli 2023.

"Ada 13 ekor sapi dari empat peternakan yang positif LSD. Ini dari delapan pengapalan," kata Bambang

Kemudian petugas memberikan tanda khusus pada sapi-sapi impor yang menunjukkan gejala klinis untuk selanjutnya dilakukan pengambilan sampel sesaat setelah bongkar dari alat angkut.

Dari hasil pemeriksaan laboratorium, positif terdeteksi LSD dan langsung dilakukan tindakan berupa pemotongan bersyarat yang diawasi oleh Dokter Hewan Karantina.

"Kami dapati temuan gejala klinis LSD pada sapi impor terus bertambah, karena itu kami putuskan untuk menangguhkan importasi dari empat fasilitas tersebut," ucapnya.

Sebagai informasi, penyakit LSD tidak bersifat zoonosis atau tidak menular kepada manusia. Penyakit yang disebabkan oleh virus melalui serangga ini hanya menyerang sapi dan kerbau.

Masa inkubasi (waktu yang diperlukan dari awal infeksi sampai munculnya gejala klinis) penyakit LSD secara alamiah cukup lama bahkan dapat mencapai lima minggu. Sehingga, penyakit tidak mungkin muncul secara tiba-tiba dalam waktu singkat (1-3 hari).

Virus dapat bertahan di keropeng selama 33 hari dan pada leleran mulut dan hidung selama 28 hari. Pada saat itu pula serangga berperan menularkan dari satu hewan ke hewan lainnya.
 
Tambahan, dari data sistem otomasi Barantan, IQFAST tercatat dari Pelabuhan Laut Belawan, Tanjung Priok, Lampung, Cilacap dan Bandar Udara Soekarno Hatta, jumlah sapi impor asal Australia di tahun 2022 berjumlah 303.867 ekor dan 153.384 ekor untuk periode 1 Januari hingga 31 Juli 2023.
KEYWORD :

Penyakit Kulit LSD Lumpy Skin Disease Sapi Australia Bambang Karantina Pertanian




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :