Jum'at, 17/05/2024 00:40 WIB

Food Loss And Waste, Indonesia Rugi Rp 551 Triliun

Jumlah sampah makanan tersebut sepatutnya dapat menghidupi 61-125 juta orang atau sama dengan 29-47 persen populasi rakyat Indonesia.

Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi

ROMA, Jurnas.com – Indonesia menaruh perhatian serius terhadap penanganan food loss and waste (penyusutan dan pemborosan pangan). Sebab, hal ini mengakibatkan kerugian secara ekonomi dan juga berdampak pada keberlanjutan lingkungan hidup.

Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Arief Prasetyo Adi menyebutkan bahwa pada kurun waktu tahun 2000-2019, Indonesia menghasilkan 23-48 juta ton sampah makanan alias makanan yang terbuang per tahun.

Angka ini dikutip Arief berdasarkan studi yang dilakukan oleh Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional pada kurun waktu tahun 2000-2019.

"Jumlah sampah makanan tersebut sepatutnya dapat menghidupi 61-125 juta orang atau sama dengan 29-47 persen populasi rakyat Indonesia. Sedangkan secara ekonomi, food loss and waste telah mengakibatkan kerugian sekitar Rp 551 triliun," kata Arief dalam keterangan resmi, Kamis (27/7).

Keterangan ini disampaikan Arief saat menghadiri Leadership Dialog pada forum United Nation Food Systems Summit (UNFSS) +2 Stocktacking Moment di Roma, Italia, Rabu (26/7) waktu setempat.

Pada kesempatan itu, Arief menerangkan sangat penting bagi setiap negara untuk mencegah dan mengurangi food loss and waste. Sebab, sekitar 14 persen dari total produksi pangan global mengalami food loss dan 17 persen pangan terbuang percuma karena perilaku boros food waste.

"Karena itu, kita memerlukan kolaborasi global dalam upaya menekan food loss and waste mengingat dampaknya terhadap ketahanan pangan dan gizi," ungkapnya.

Arief menjelaskan berdasarkan mata rantai produksi pangan, poin terbesar yang berpengaruh dalam food loss and waste terjadi pada tahap konsumsi. Hal ini menjadi acuan pemerintah dalam merumuskan kebijakan pemerintah dalam menangani food loss and waste secara efektif.

"Dalam menghadapi isu food loss and waste, Indonesia telah mengidentifikasi beberapa kebijakan, antara lain dengan mengubah perilaku, peningkatan support system, penguatan regulasi, optimalisasi pendanaan, pemanfaatan food loss and waste, pengembangan kajian, serta pendataan food loss and waste," ujarnya.

Arief juga pada kesempatan itu memaparkan sejumlah strategi mencegah food loss and waste antara lain dengan membuat platform dan berkolaborasi lintas sektor yang melibatkan tiga kelompok pelaku.

Kelompok pertama adalah penyedia makanan/donator yang meliputi restoran, hotel dan retail dan penjual makanan lainnya. Kelompok kedua adalah organisasi sosial yang menjadi food hub yang bertugas dalam menghubungkan penyedia/donor makanan dengan kelompok penerima, seperti FoodBank of Indonesia, Yayasan Surplus, Badan Amil Zakat Nasional, dan lain-lain. 

"Adapun Kelompok terakhir adalah kelompok penerima manfaat yang tengah menghadapi masalah kekurangan pangan di antaranya anak-anak, lansia, panti asuhan dan pihak-pihak yang membutuhkan," jelas dia.

Di samping itu, lanjut Arief, pemerintah Indonesia juga menyediakan dan memfasilitasi kendaraan logistik pangan untuk pendistribusian pangan berlebih dari pendonor ke penerima manfaat.

"Tidak kurang dari 27 ton pangan berlebih telah didistribusikan kepada kelompok penerima manfaat di Jakarta sepanjang Desember 2022-Februari 2023. Ini tentunya akan kita perluas ke berbagai wilayah sehingga gerakan ini terus bergulir dan berdampak positif pada ketahanan pangan kita," ujar Arief.

Tidak sampai di situ, pemerintah melalui Bapanas juga mendorong gerakan nasional yang disebut "Stop Boros Pangan/Stop Food Waste" untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang food loss and waste.

"Harapannya dengan mempromosikan kampanye ini, sosialisasi dan iklan kepada masyarakat untuk mencegah dan mengurangi pemborosan makanan, baik di tingkat nasional maupun provinsi dan kabupaten," imbuh dia.

KEYWORD :

Food Loss and Waste Badan Pangan Nasional Pemborosan Makanan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :