Senin, 06/05/2024 22:10 WIB

Barantan Gandeng FAO Perkuat Sistem Biosekuriti

Barantan menggandeng FAO melalui program hibah Technical Cooperation Programme (TCP/INS/3906) Support for Improving Biosecurity 2023-2024.

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang. (Foto: Ist)

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Karantina Pertanian (Barantan), Kementerian Pertanian (Kementan) gandeng FAO dalam memperkuat sistem biosekuriti di tempat pemasukan dan pengeluaran media pembawa hama penyakit hewan dan tumbuhan.

Kepala Barantan, Bambang mengatakan bahwa biosekuriti merupakan pertahanan pertama dalam pencegahan masuk dan tersebarnya HPHK melalui serangkaian manajemen dan tindakan fisik yang dirancang untuk mengurangi risiko masuk dan tersebarnya penyakit yang dapat mengganggu kesehatan manusia, hewan, tumbuhan, dan lingkungan.

"Wilayah Indonesia terlalu luas untuk kita jaga sendiri, kita perlu bersinergi dan kolaborasi dengan seluruh stakeholder, agar dapat menjaga sumber daya kekayaan alam bangsa ini," ujar Bambang saat membuka acara Inception Workshop Technical Cooperation Programme (TCP) di Jakarta.

Dijelaskan Bambang bahwa Barantan menggandeng FAO melalui program hibah Technical Cooperation Programme (TCP/INS/3906) Support for Improving Biosecurity 2023-2024.

Dengan program TCP/INS/3906 ini, Bambang berharap dapat mengisi dan memperkuat ruang-ruang yang masih kosong dalam pelaksanaan biosekuriti oleh karantina, baik dalam hal kebijakan/regulasi, operasionalisasi di lapangan, kesatuan pemahaman diantara Kementerian/Lembaga dan stakeholder terkait, maupun kesadaran masyarakat.

Bertindak sebagai National Project Coordinator (NPC) adalah Kepala Pusat KH Kehani, Wisnu Wasisa Putra dan Acting NPC-nya Sri Endah Ekandari, Ketua Kelompok Keamanan Hayati Hewani.

Menurut Wisnu, penguatan biosekuriti Karantina Pertanian merupakan sebuah konsep strategis dan terpadu dimana didalamnya meliputi penguatan analisis risiko, penetapan HPHK yang menjadi prioritas, penetapan media pembawa HPHK, manajemen risiko di tempat pemasukan dan/atau pengeluaran, maupun Instalasi Karantina Hewan (IKH) dan tempat lain.

Kegiatan Inception Workshop TCP dihadiri langsung oleh Kepala Perwakilan FAO di Indonesia, Rajendra Aryal dan perwakilan Kementerian/Lembaga terkait.

Rajendra juga menyampaikan bahwa Inception Workshop TCP ini merupakan salah satu tahap awal yang penting untuk mengembangkan rencana kerja komprehensif melalui partisipasi aktif, kolaborasi dan komitmen semua pemangku kepentingan.

Dalam memastikan keberhasilan proyek TCP akan dilibatkan para pakar, pemangku kepentingan terkait untuk mendukung berbagai bentuk kegiatan diantaranya Field Visit, FGD, TOT, Workshop dan Seminar.

Bambang mengapresiasi kontribusi FAO dalam penguatan biosekuriti di karantina. “Kami akan memanfaatkan proyek ini sebaik-baiknya agar menghasilkan output yang menjadikan Barantan semakin Profesional, Tangguh dan Terpercaya,” pungkasnya.

KEYWORD :

Badan Karantina Pertania Sistem Biosekuriti Pertanian Bambang FAO




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :