Jum'at, 17/05/2024 10:43 WIB

Rusia Ketahuan Cari Senjata ke Korea Utara untuk Digunakan Perang di Ukraina

Ashot Mkrtychev, 56, dari Bratislava, sedang mengerjakan penjualan terkait senjata dan kesepakatan barter antara kedua negara antara akhir 2022 dan awal tahun ini.

Presiden Rusia Vladimir Putin dan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu meninggalkan Lapangan Merah setelah parade militer Hari Kemenangan di Moskow tengah pada 9 Mei 2022. (AFP)

JAKARTA, Jurnas.com - Gedung Putih mengatakan, Rusia mencari lebih banyak senjata dari Korea Utara untuk perang Ukraina. Pernyataan itu menyusul penjatuhan sanksi terhadap warga negara Slovakia, yang diduga perantara Moskow dan Pyongyang. 

"Kami mendapat informasi baru bahwa Rusia secara aktif mencari amunisi tambahan dari Korea Utara," kata juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, John Kirby seperti dikutip dari AFP.

Dia mengatakan pria itu, yang diidentifikasi sebagai Ashot Mkrtychev, 56, dari Bratislava, sedang mengerjakan penjualan terkait senjata dan kesepakatan barter antara kedua negara antara akhir 2022 dan awal tahun ini.

"Dengan dukungan para pejabat Rusia, Mkrtychev telah berusaha menengahi perjanjian senjata rahasia antara Rusia dan Korea Utara," katanya.

Yang sedang dibahas adalah agar Korea Utara mengirimkan "lebih dari dua lusin" jenis senjata dan amunisi ke Rusia, menurut Departemen Keuangan AS, yang menempatkan Mkrtychev dalam daftar hitam sanksinya.

Sebagai gantinya, kata Departemen Keuangan, Pyongyang akan mendapatkan uang tunai, pesawat komersial, komoditas, dan bahan baku.

Kirby mengatakan Washington memahami bahwa Rusia berusaha mengirim delegasi ke Korea Utara dan menawarkan makanan Pyongyang dengan imbalan amunisi.

Dia tidak mengatakan apakah ada kesepakatan yang telah diselesaikan, atau merinci senjata spesifik yang terlibat.

"Setiap kesepakatan senjata antara Korea Utara dan Rusia akan secara langsung melanggar serangkaian resolusi Dewan Keamanan PBB," tambah Kirby.

Dia mengatakan kesepakatan yang melibatkan Mkrtychev terpisah dari penjualan roket dan amunisi artileri Korea Utara akhir tahun lalu ke Grup Wagner, pasukan militer Rusia semi-independen yang bertempur di garis depan di Ukraina.

Ditempatkan pada daftar sanksi Departemen Keuangan memotong Mkrtychev dari sistem keuangan AS, menurut Kirby.

"Dia akan menghadapi tantangan yang signifikan dalam upaya untuk mengakses dan menyalahgunakan sistem keuangan internasional setelah aktivitasnya terungkap," katanya.

Daftar hitam juga membahayakan siapa pun yang memberikan dukungan kepada Mkrtychev.

"Tindakan hari ini adalah pesan yang jelas bahwa Amerika Serikat tidak akan berhenti menargetkan mereka yang mendukung agresi Rusia dan perang brutal melawan Ukraina," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken.

"Kami akan terus mengidentifikasi, mengekspos, dan melawan upaya Rusia untuk memperoleh peralatan militer dari (Korea Utara) atau negara lain yang siap mendukung perangnya di Ukraina," kata Blinken dalam sebuah pernyataan.

September lalu, ketika pasukan Ukraina dan Rusia menghadapi kekurangan amunisi artileri, Gedung Putih mengatakan memiliki informasi intelijen bahwa Rusia berencana memperoleh peluru dan roket dari Korea Utara.

Pyongyang membantah tuduhan tersebut, tetapi selama beberapa minggu berikutnya para pejabat AS mengulanginya.

Kemudian pada bulan November Kirby mengatakan Korea Utara mengirimkan amunisi ke Rusia tetapi mengaburkan perdagangan dengan membuatnya terlihat seperti mengirim senjata ke Timur Tengah atau Afrika Utara.

Pada bulan Desember dia mengatakan Washington memiliki informasi intelijen bahwa Korea Utara telah menyelesaikan pengiriman senjata awal ke Grup Wagner.

Sumber: AFP

KEYWORD :

John Kirby Perang Rusia Ukraina Amerika Serikat Ashot Mkrtychev




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :