Jum'at, 17/05/2024 19:13 WIB

Kementan Dorong Penyuluh dan Petani Manfaatkan Biochar untuk Pembenah Tanah

Kementan Dorong Penyuluh dan Petani Manfaatkan Biochar untuk Pembenah Tanah

Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi pada agenda Ngobrol Asyik (Ngobras) volume 50, dengan tema Smart Gerdana, Selasa (6/12).

JAKARTA, Jurnas.com - Kementerian Pertanian (Kementan) mendorong para petani dan penyuluh pertanian mengimplementasikan biochar sekam padi dan tongkol jagung untuk menyuburkan tanah di tengah mahalnya harga pupuk.

"Arang dari sekam dan tongkol itu adalah arang yang berkualitas dan mutu tinggi," kata Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pada acara Ngobras yang membahas `Smart Gerdana`, Selasa (6/12).

Dedi mengatakan, pembuatan sekam padi dan tongkol jagung menjadi biochar selain menghasilkan arang, juga menghasilakn bahan-bahan alami lainnya yang diperlukan tanaman, seperti pestisida nabati.

"Dalam proses pembuatan arang itu ada asap yang bisa kita kondensasikan (pengembunan, Red) menjadi cair yang bisa digunakan sebagai pestisida nabati," tutur Dedi.

Selanjutnya dijelaskan Dedi bahwa dengan arang kelembaban tanah tetap bisa dipertahankan. Hal itu lantaran arang dapat menyimpan air agar tidak cepat kering saat musik kemarau tiba dan tidak akan lembap ketika musim hujan.

"Ternyata arang itu juga bisa membuat tanah menjadi gembur. Kenapa? arang itu sangat porous, banyak mengandung rongga, banyak mengandung oksigen dan itu sangat disukai untuk mikroba," ucap Dedi.

Menurut Dedi, teknologi arang sekam sudah dipraktekkan dalam kehidupan rakyat Indonesia sejak zaman nenek moyang, dimana mereka sebelum melakukan budidaya mereka membakar lahan terlebih dulu.

"Dari proses pembakaran itulah yang menghasilkan arang dan abu. Itu semua adalah bahan pembenah tanah yang dapat meningkatkan kesuburan tanah, kesuburan fisik, kesuburna kimia, dan biologi tanah. Dan itu membuat tanah-tanah kita subur," kata Dedi.

Terpisah, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, kunci meningkatkan produksi pertanian adalah memelihara kesuburan tanah. Kesuburan tanah dapat dipelihara secara berkelanjutan dengan menggunakan pupuk organik.

"Kita besok berharap produksi kita akan meningkat jauh bahkan melonjak dari sebelumnya. Caranya satu, perbaiki pupuk kita sekarang jangan pakai pupuk kimia saja, tetapi lebih banyak pupuk organik," kata Mentan Syahrul.

Meksi demikian, SYL menekankan bahwa penggunaan pupuk kimia masih ditolerasi asalkan tidak berlebihan. Kalau mau pakai pupuk kimia tidak perlu banyak, sehingga efek sampingnya bisa kita kurangi," kata dia.

Penyuluh Pertanian Kabupaten Trenggalek, Widodo sebagai narasumber Ngobras mengatakan, Smart Gerdana muncul dari masalah yang ada di bidang pertanain, yakni potensi sekam dan tongkol jagung yang belum dimanfaatkan, air dan tanah sawah tercemar, dan polusi udara.

Nama Smart merupakan akronim dari solutif, multi produk, aplikatif, ramah lingkungan dan tepat guna. Sementara kepanjangan Gerdana adalah gerakan dari alam untuk alam.

Dia mengatakan, lahan pertanian menghasilkan sisa hasil pertanian atau biomassa pertanian baik tongkol jagung maupun sekam padi. Biomassa tersebut dibakar menggunkan Smart Gerdana untuk menghasilkan Biochar.

"Kenapa Smart Gerdana? karena Smart Gerdana ramah lingkunag tidak mengsilkan bahaya kebakara, bisa ditinggal ke mana-mana dan yang lebih penting di sini adalah menghasilkan polusi yang sangat minimalis berbeda dengan pembakaran konvensional," jelas Widodo.

Di samping itu, lanjut Widodo, dalama instalasi ini asap atau uap dari pembakaran dikondensasikan, sehingga menjadi asap cair yang ditabung dalam cerigen ini. Produknya adalah asap cair dan arang aktif.

"Asap cair sebagai pestisida nabati kita kembalikan lagi di lahan pertanian kita mengganti pestisidan kimia, dan tentunya sangat mengurangi residu hasil pertanian. Kemudian, arang aktif sebagai pembenah tanah dan sangat menyimpan kandungan air," tuturnya.

Dia mengatakan biochar sendiri berfunsi menetralkan pH atau menaikkan pH, mengatur kelembaban tanah, dan penyaring air. Biochar sendiri dari tongkol jagung mempunyai sifat yang bagus dalam menyerap logam berat dan patogen-patogen di dalam air.

"Saya singgung tadi bahwa dengan adanya air irigasi yang tidak layak setelah kita filter dengan biochar dari jagung maka air yang mengalir ke sawah sudah layak sebagai irigasi dan tentunya ketika diserap tanaman akan menghasilkan produk-produk yang berkualitas," ucapnya.

Terakhir dia mengatakan bahwa Smart Gerdana dapat mengurangi tingkat polusi udara hasil pembakaran. Kedua, arang aktifnya bisa menaikkna pH, sehingga kondisi fisik tanah semakin baik.

Ketiga, bisa menyelesaikan permasalah irigasi dan bahkan bisa dikembangkan sebagai penyaring air konsumsi atau air pekarangan. Keempat, pestisida nabasi asap cair itu bisa menjawab bagaimana mengurangi residu kimia dari pestisda kimia selama ini.

KEYWORD :

Biochar Arang Sekam Tongkol Jagung Dedi Nursyamsi Widodo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :