Kamis, 16/05/2024 21:47 WIB

BKKBN Gandeng Media Massa Gemakan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting

BKKBN Gandeng Media Massa Gemakan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting.

Forum Koordinasi Jurnalis Sosialisasi Program Bangga Kencana dan Program Percepatan Penurunan Stunting Melalui Media Massa, serta Kemitraan Antara BKKBN dengan Jurnalis Tahun 2022, Bekasi, Rabu (16/11).

JAKARTA, Jurnas.com - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) bersama Forum Koordinasi Jurnalis menggelar kegiatan Sosialisasi Program Bangga Kencana dan Program Percepatan Penurunan Stunting Melalui Media Massa di Hotel Santika, Bekasi, Rabu (16/11).

Kepala Biro Umum dan Hubungan Masyarakat BKKBN, Putut Riyatno menjelasan, Program Bangga Kencana mendukung nawacita ketiga, yaitu membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan dengan pembentukan Kampung KB.

"Program Bangga Kencana juga diarahkan untuk mendukung nawacita kelima, yaitu meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia," kata Putut, yang mewakili Sekretaris Utama BKKBN, Tavip Agus Rayanto.

Putut menjelaskan, masalah stunting penting untuk diselesaikan, karena berpotensi mengganggu potensi sumber daya manusia dan berhubungan dengan tingkat kesehatan, bahkan kematian anak.

"Stunting merupakan kondisi kekurangan gizi kronis pada 1000 hari pertama kehidupan (HPK) yang dapat menghambat perkembangan otak dan tumbuh kembang anak," 

Ia menjelaskan, prevalensi stunting di Indonesia berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021 mencapai 24,4 persen, masih jauh dari target WHO, yaitu 20 persen.

Dari 34 provinsi di Indonesia, sebanyak 20 provinsi di Indonesia memiliki prevalensi Stunting di atas rata-rata nasional dan sebanyak 12 provinsi telah ditetapkan pemerintah sebagai provinsi prioritas penanganan Stunting.

"Untuk itu, diperlukan upaya inovasi dalam pencapaian 2,7 persen per tahun agar mencapai 14 persen di 2024 sesuai dengan target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)," kata Putut.

Untuk mengejar target 14 persen tersebut, Putut menguraikan lima pilar percepatan penurunan stunting yang telah dilakukan BKKBN. Pilar pertama, kerja sama dengan kementerian dan lembaga dalam membuat kebijakan terkait percepatan penurunan stunting.

"Misalnya, MoU dengan Kementerian Agama terkait Pelaksanaan Penguatan Bimbingan Perkawinan bagi calon pengantin dan Komitmen Kemendesa PDTT dalam membuat kebijakan terkait penggunaan dana desa untuk kegiatan stunting," kata Putut.

Pilar kedua, menyosialisasikan secara masif informasi terkait stunting melalui RAN PASTI, Rapat Koordinasi Provinsi dan Kabupaten/Kota, Mini lokakarya, Rembuk Stunting Audit kasus stunting serta webinar penyebaran informasi melalui instragram official dan media lain yang mengambil tema tentang stunting.

Pilar ketiga, peningkatan konvergensi intervensi spesifik dan intervensi sensitif kementerian lembaga melalui Penggunaan data PK21 oleh Kemen PUPR dalam membangun rumah tidak layak huni melalui kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) dalam mendukung Penanganan Kemiskinan Ekstrem (PKE).

"Data BKKBN digunakan sebagai salah satu basis data dalam percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem berdasarkan Inpres No. 4 Tahun 2022. Serta beberapa kebijakan Kemendagri dalam mendorong aksi konvergensi di daerah melalui surat edaran dan Permendagri terkait penyampaian desa/kelurahan lokus prioritas, percepatan penurunan stunting di daerah, optimalisasi pemanfaatan DAK Fisik Seluruh Indonesia Sub Bidang KB dan BOKB TA 2022," jelasnya.

Adapun pilar keempat yakni mendukung peningkatan ketahanan pangan dan gizi. BKKBN telah membuat MoU dengan Bapenas dengan ruang lingkup koordinasi, advokasi, komunikasi, informasi, edukasi, komunikasi, informasi, edukasi dan pemanfaatan data terkait pemetaan daerah rawan pangan terutama protein hewani, sayur, dan buah dengan data prevalensi stunting sehingga perlu menjadi perhatian bagaimana distribusi pangan ke daerah yang kekurangan pangan.

"Kemudian program Dashat (Dapur Sehat Atasi Stunting) yang memanfaatkan pangan lokal setempat dalam membuat makanan tambahan untuk baduta, balita, dan ibu hamil," sambungnya.

Pilar terakhir terkait penguatan dan pengembangan sistem, data, informasi, riset dan inovasi telah dilakukan program matching fund yang merupakan salah satu upaya mendorong kemitraan melalui platform KEDAIREKA antara perguruan tinggi dengan K/L, non-kementerian, pemda, dinas, dunia usaha, industri dalam percepatan penurunan stunting.

Adapun berbagai kerjasama telah dilaksanakan BKKBN dengan 1000 Days Found, Tanoto Foundation, Bapak Asuh Anak Stunting yang didapat dari berbagai stakeholder (Pemerintah Daerah, Perusahan Swasta, Lembaga Masyarakat, termasuk Pejabat TNI/Polri) yang mendukung program percepatan penurunan stunting BKKBN dalam hal penyediaan media edukasi, pelatihan berjenjang, webinar, serta bantuan untuk sasaran berisiko stunting.

"Forum Koordinasi Jurnalis Program Bangga Kencana Tahun 2022 ini merupakan implementasi untuk terus menjalin kemitraan dan menjaga silaturahmi yang terus membaik dengan media massa, tempat bertukar pikiran dan saling memberikan saran serta ide untuk kemajuan program Bangga Kencana, khususnya dalam Rangka Sosialisasi Percepatan Penurunan Stunting," imbuhnya

KEYWORD :

Bangga Kencana Percepatan Penurunan Stunting BKKBN Tavip Agus Rayanto




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :