Sabtu, 18/05/2024 14:48 WIB

WHO Anjurkan Penggunaan Dua Obat Antibodi untuk Ebola

WHO Anjurkan Penggunaan Dua Obat Antibodi untuk Ebola

Seorang ibu dari seorang anak, yang diduga meninggal dunia karena Ebola, menangis di dekat peti matinya di Beni, Provinsi DRC Kivu Utara (Foto: Goran Tomasevic/Reuters)

New York, Jurnas.com - Badan PBB Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), merekomendasikan penggunaan dua obat antibodi monoklonal, mAb114 atau yang juga dikenal sebagai Ansuvimab atau Ebanga, dan REGN-EB3atau Inmazeb.

Studi menunjukkan bahwa dua obat antibodi tersebut secara signifikan mengurangi kematian, menurut keterangan Janet Diaz, kepala unit manajemen klinis dalam program Kedaruratan Kesehatan WHO di Jenewa.

Tergantung pada standar perawatan, dia mengatakan mereka bisa menyelamatkan antara 230 dan 400 nyawa untuk setiap 1.000 orang yang terinfeksi.

Juga dalam pedomannya, WHO merekomendasikan untuk tidak menggunakan terapi lain yang telah diuji untuk Ebola, termasuk antibodi monoklonal ZMapp dan obat antivirus remdesivir.

WHO mengatakan mAb114 dan REGN-EB3 harus diberikan dengan cepat kepada siapa saja yang tertular virus.

"Keduanya telah menunjukkan manfaat yang jelas dan dapat digunakan untuk semua orang yang terinfeksi Ebola, termasuk orang tua, wanita hamil dan menyusui, anak-anak dan bayi baru lahir," demikian pernyataan WHO dikutip dari AFP pada Jumat (19/8).

"Pasien harus menerima antibodi monoklonal penetralisir yang direkomendasikan sesegera mungkin setelah konfirmasi diagnosis laboratorium," lanjutnya.

Diketahui, ebola adalah virus demam berdarah mematikan yang pertama kali diidentifikasi di Afrika tengah pada tahun 1976. Penyakit ini dinamai dari sebuah sungai di Republik Demokratik Kongo, yang kemudian dikenal sebagai Zaire.

Epidemi terburuk di Afrika Barat antara 2013 dan 2016 menewaskan lebih dari 11.300 orang. Kongo mencatatkan lebih dari selusin epidemi, yang paling mematikan menewaskan 2.280 orang pada tahun 2020.

Tingkat kematian kasus penyakit ini, yang menyebar melalui cairan tubuh dan menyebabkan demam tinggi, muntah dan pendarahan, bisa mencapai 80-90 persen, tergantung pada seberapa cepat penyakit itu terdeteksi dan diobati.

KEYWORD :

Ebola Obat Antinobodi WHO




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :