Senin, 06/05/2024 20:50 WIB

Kementan Ajak Camat Bersinergi Tanggulangi Penyebaran PMK

Kementan ajak camat bersinergi tanggulangi penyebaran PMK.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo saat memberikan arahannya pada kegiatan Sosialisasi Penanganan PMK Bagi Camat seluruh Indonesia, Jakarta, Kamis (8/7).

JAKARTA, Jurnas.com - Camat memiliki peran sangat strategis dalam memutus dan mengendalikan penyakit mulut dan kuku (PMK) pada ternak, yang saat ini sudah menyebar di 21 provinsi dan 239 kabupaten/kota Indonesia.

Demikian disampaikan Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo saat memberikan arahannya pada kegiatan Sosialisasi Penanganan PMK Bagi Camat seluruh Indonesia, Jakarta, Kamis (8/7).

"Kalau camat sudah bergerak, saya yakin semua akan berjalan lebih baik dan sempurna dari yang ada. Terima kasih pak camat sudah bergabung dengan kami dalam penanganan PMK," kata Mentan Syahrul.

Mentan Syahrul mengatakan, menghadapi wabah PMK tidak ringan. Oleh karena itu, Kementerian Pertanian (Kementan) memerlukan uluran tangan dari semua pihak, termasuk camat.

"Pak camat bantu saya. Pak camat itu paling tahu wilayah, paling tahu harapannya rakyat, paling tahu kebutuhan rakyatnya, termasuk ternak. Oleh karena itu, saya berharap Pak Camat hadir untuk bisa memahami persis seperti apa PMK yang ada," ujar SYL, sapaan Mentan Syahrul.

Direktur Jenderal Bina Adminsitrasi Kewilayahan (Dirjen Bina Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Safrizal ZA mengatakan, pengendalian PMK membutuhkan kerja sama antara pemerintah provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, desa hingga peternak.

"Seperti kita menangani COVID-19 kemarin, kita harus menangani PMK ini dengan strategi kolaborasi dan kerja sama yang kuat dengan semua stakeholder yang ada di seluruh Indonesia," kata Safrizal.

Ia mengatakan, penanganan PMK ini membutuhkan kerja sama semua pihak. Pasalnya, untuk menghilangkan wabah ini menjadi zero case (nol kasus) membutuhkan waktu yang cukup panjang.

"Oleh karena itu, ini sangat urgen kita tangani. Sebagai mata rantai pemerintah, kecematan dan kelurahan/desa kita undang bekerja dengan Kementan untuk menyamakan persepsi dan langkah menangani PMK," ujarnya.

Safrizal pun berharap para camat agar menjelaskan kepada lurah dan desa terkait tahapan-tahapan yang harus dikerjakan bila ternak terjangkit PMK agar tidak menular lebih luas.

"Nanti setelah selesai acara ini, camat tolong kumpulkan lurah/desa jelaskan, sehingga literasi masyarakat meningkat. Kalau pun tidak mampu menjelaskan secara klinis minimal bisa menjelaskan tahapan atau langkah- langkah yang harus dikerjakan," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi, Kementan bersama gugus tugas PMK baik pusat maupun daerah telah memetakan daerah yang terpapar (merah) dan daerah yang belum terpapar (hijau).

Dedi berharap peta tersebut agar menjadi acuan dan referensi terutama dalam hal lalu lintas lintas ternak terutama hewan ternak berkuku belah yang sangat sensitif terhadap PMK.

"Pak camat tolong perhatikan hewan ternak seperti sapi kerbau, domba, kambing, babi dan lain sebagainya yang berada di daerah merah harus stay di kandang. Hanya hewan ternak yang berasal dari daerah hijau saja yang boleh bergerak," ujar Dedi.

Dedi mengatakan, pengobatan menjadi kata kunci agar ternak menjadi sembuh. Karena itulah, Kementan yang didukung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tengah gencar melakukan vaksinasi masal di seluruh Indonesia.

"Oleh karena itu kewaspadaan dan kedisiplin kita semua memegang peranan penting dalam pencegahan penularan PMK ke tempat yang masih sehat," tegas Dedi.

Hadir juga pada kesempatan tersebut, Direktur Jenderal Kesehatan Hewan (Dirjen PKH), Nasrullah mengatakan, kasus PMK benar-benar nyata dan saat ini  sudah terdata di 21 provinsi di Indonesia.

"Namun tidak semua provinsi ini kabupatennya kena. Ada yang suspect dan juga positif.  Satu kabupaten tidak semua kecamatannya ada. Dalam satu kecamatan tidak semua desa dan kelurahannya ada," ujarnya.

Nasrullah mengatakan, dalam satu kabupaten camat memiliki tanggung jawab dan kebersamaan dalam penanggulangan PMK di tingkat kecamatan. Di antaranya melakukan pembatasan-pembatasan khusus di tingkat desa dan kelurahan.

"Yang paling menentukan dan paling berpengaruh terhadap banyaknya atau cepatnya pergerakan wabah PMK adalah lalu lintas. Baik itu lalu lintas hewan maupun lalu lintas manusia. Untuk itu, Pak camat harus betul-betul memproteksi wilayahnya masing-masing," tegasnya.

 

KEYWORD :

Camat Syahrul Yasin Limpo Safrizal ZA Dedi Nursyamsi Nasrullah Tanggulangi Penyebaran PMK




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :