Jum'at, 26/04/2024 07:52 WIB

Sinergi dan Kerja Bersama Tuntaskan Stunting, Katong Bisa

Indonesia masih memiliki angka prevalensi stunting yang cukup tinggi, yaitu 24,4 persen.

Tuntaskan Stunting, Katong Bisa. (Foto: Jurnas/Ist).

Kupang, Jurnas.com- Indonesia masih memiliki angka prevalensi stunting yang cukup tinggi, yaitu 24,4 persen dan masih di atas angka standar yang ditoleransi WHO, di bawah 20 persen. Hal ini dikarenakan tingginya angka anemia dan kurang gizi pada remaja putri sebelum menikah sehingga pada saat hamil menghasilkan anak stunting.

Stunting merupakan sebuah kondisi gagal pertumbuhan dan perkembangan yang dialami anak yang berpotensi stunting akibat kurangnya asupan gizi dalam waktu lama, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial yang tidak memadai terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan.
Menurut Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, angka prevalensi stunting di Nusa Tenggara Timur (NTT) mencapai 48,3 persen dan merupakan yang tertinggi. Sebagai upaya mendukung percepatan pencegahan penurunan stunting di NTT, PTT Exploration & Production (PTTEP), bekerjasama dengan Sekretariat wakil presiden Republik Indonesia (Setwapres RI), dan Pemprov NTT, melalui pelaksana program Dompet Dhuafa dan Pemda Kabupaten Kupang, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), menggelar Public Discussion dan Art Performance dengan tema “Tuntaskan Stunting, Katong Bisa”, Sabtu, (18/6/2022) di Hotel Sotis Kupang. Dalam kesempatan itu dihadiri oleh Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat, Bupati Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, dan Kupang serta perwakilan Setwapres, pimpinan PTTEP Indonesia, perwakilan kader kesehatan di Provinsi NTT, dengan konsep acara Talkshow.

Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Manusia dan Pemerataan Pembangunan, Sekretariat Wakil Presiden RI, Suprayoga Hadi sebagai keynote speaker mengatakan program kerjasama multi sektoral menjadi penting dalam pencapaian target penurunan stunting di Indonesia.

"Dan hal ini adalah satu hal yang sangat baik untuk terus guna percepatan pencegahan stunting. Harapan saya kita atau masyarakat secara umumnya dapat lebih memahami arti penting pencegahan stunting, salah satu diantaranya dengan menerapkan perilaku hidup bersih sehat dengan gizi yang seimbang," kata Suprayoga Hadi.

Sementara, keterlibatan PTTEP dalam kemitraan cegah stunting, dilakukan dengan serius. Setiap tahap kegiatan, PTTEP terlibat dalam aktivitas nya.

“Kami terus melakukan monitoring, dan diskusi intensif dengan pemangku kepentingan program kemitraan cegah stunting, berkaitan dengan output, rekomendasi, dan tindak lanjut. Hal yang sama juga kami lakukan dengan program pemenuhan kebutuhan dasar kami dalam memberikan akses kesehatan bagi masyarakat kurang mampu di Jakarta dengan nama klinik “Gerai Sehat Rorotan”, dimana hingga saat ini kami masih terus memantau & mendukung keberlanjutan klinik setelah program CSR yang berlangsung 5 tahun tersebut berakhir pada tahun 2019Kami berharap apa yang kami lakukan memberikan manfaat yang luas dan berkelanjutan bagi masyarakat di NTT dan dapat menjadi inspirasi bagi banyak pihak di Indonesia ," ujar Grinchai Hattagam, General Manager PTTEP Indonesia.

Selain itu, pemantauan posyandu rutin, kunjungan rumah bagi ibu hamil dan anak dengan kondisi gangguan pertumbuhan, edukasi dan penyuluhan kesehatan rutin, Pemberian Makanan Tambahan, merupakan contoh aktivitas yang secara nyata menggerakan aksi konvergensi di lingkup desa, lingkup yang bersinggungan langsung dengan masyarakat penerima manfaat program, seperti yang dikatakan Direktur Dompet Dhuafa Sosial Enterprise, Herdiansah, dan dirinya berharap dalam diskusi hari ini mampu mencapai penurunan angka stunting.

“Aksi nyata yang sudah dilakukan bersama selama program dan diskusi multi-sektorial hari ini diharapkan akan mampu memberikan sumbangsih pemikiran dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan untuk berkomitmen mempercepat pencapaian penurunan angka prevalensi stunting nasional,“ pungkas Herdiansah, Direktur Dompet Dhuafa Sosial Enterprise.

Bupati Timor Tengah Selatan Egusem Pieter Tahun menyampaikan apresiasinya terhadap helatan public discussion tersebut, menurutnya banyak masyarakat yang sudah terbantu.

“Saya selaku Bupati dengan tulus mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya atas apa yang dilakukan dan saling bersinergi, saat ini masyarakat merasa telah terbantu," ungkap Egusem.

Bupati Timor Tengah Utara, Drs. Juandi David menaruh harapan agar melalui kegiatan ini tumbuh komitmen dari semua pihak dalam mengatasi stunting di kabupaten TTU. Komitmen bersama masih harus dilakukan karena angka prevalensinya masih cukup tinggi dari target nasional. Tahun ini secara Nasional dan Provinsi target penurunan angka Stunting sebesar 10%.

“Dengan demikian, masih butuh komitmen dan kolaborasi dari semua stakeholder dalam penanggulangan masalah stunting,” ucapnya.
Bupati Kupang Drs. Korinus Masneno mengatakan, angka Stunting di Kabupaten Kupang harus ditekan semaksimal mungkin. Harapannya, angka Stunting di Kabupaten Kupang bisa mencapai nol kasus.

Untuk mencapainya, ditambahkan Korinus, perlu adanya perubahan pola kerja. Semua harus berpikir inovatif dan bekerja secara kolaboratif agar Zero Stunting yang ditargetkan bisa tercapai.

KEYWORD :

Katong Bisa Tuntaskan Stunting Kupang




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :