Rabu, 01/05/2024 04:27 WIB

Pengamat: Langkah Politik Erick Thohir Bisa Tersandung Proyek BUMN yang Gagal

Laporan keuangan perusahaan BUMN dinilai kurang update

Margarito Kamis dan Uchok Sky Khadafi mengupas persoalan di BUMN

Jakarta, Jurnas.com - Langkah Menteri BUMN Erick Thohir untuk masuk sebagai kontestan dalam Pilpres 2024 dinilai bisa gagal apabila masalah yang terjadi di proyek Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tidak tertangani dengan baik.

Pengamat Hukum Margarito Kamis mengatakan, kapabilitas Erick Thohir akan ternilai secara terang benderang dengan melihat bagaimana BUMN dikelola.

Manakala ada banyak proyek yang dikerjakan perusahaan BUMN ternyata bermasalah, gagal bayar, dan wanprestasi hingga mangkrak, maka publik punya alasan untuk mengatakan Erick Thohir tidak mampu menjadi pimpinan di BUMN.

"Dari masalah yang terjadi di BUMN, kita sudah mendapat alasan untuk meragukan kapabilitas Erick membangun BUMN," ujar Margarito Kamis dalam diskusi "Kinerja BUMN: antara Prestasi dan Wanprestasi" di Jakarta, Minggu (19/6/2022).

Pada diskusi itu, Direktur CBA Uchok Sky Khadafi juga mengkritisi kinerja BUMN yang buruk bila diukur dari tidak adanya ketertiban dalam membuat anual report perusahaan atau laporan keuangan perusahaan.

Uchok menjelaskan, laporan keuangan perusahaan yang tersaji saat ini masih laporan tahun 2020, padahal saat ini sudah 2022.

"Misalnya anual report PLN. Itu yang tahun 2020. Yang 2021 dan 2022 tidak ada. Demikian juga Garuda Indonesia. Bagaimana kita mau melihat. Beda dengan jaman SBY kita gampang melihat laporan keuangan BUMN update tiap tahun," jelas Uchok.

Uchok pun heran, kenapa perusahaan BUMN yang jelas-jelas bermasalah dan tidak sehat bisa menang dalam tender proyek. Kemudian dalam pengerjaannya memakai perusahaan lokal kecil-kecil yang ujung-ujungnya seperti dijebak hingga mengalami kerugian.

"Makanya heran. Kok yang menang BUMN padahal perusahaan BUMN itu bermasalah dan dililit hutang. Lalu yang mengerjakan proyek perusahaan kecil-kecil, tapi ujung-ujungnya mereka tidak dibayar haknya karena uang yang masuk disedot buat bayar hutang" ujar Uchok.

Dalam diskusi itu juga dibedah sebuah persoalan proyek BUMN yang wanprestasi dimana ada pengusaha lokal asal Surabaya merugi hingga miliaran rupiah lantaran pengerjaan proyek mereka tidak dibayar.

Salah satu yang nyata adalah proyek konstruksi bangunan Gedung Alsintan yang digarap perusahaan swasta lokal CV Lintang Raya Timur setelah mendapat kontrak pengerjaan dari BUMN PT Boma Bisma Indra (persero).

Boma Bisma Indra (Persero) sendiri mendapat limpahan sub-kontrak dari sesama BUMN, yakni PT. Barata Indonesia (Persero). Adapun nilai kontrak yang digarap itu senilai Rp4,98 miliar.

Yang miris adalah, CV Lintang selaku pihak pengerja proyek tidak menerima hak pembayaran, padahal proyek sudah dikerjakan hingga 50 persen.

"Saya selaku pengusaha daerah awalnya merasa ini kerjasama yang akan menguntungkan. Saya mendapat kontrak Rp4,98 miliar. Proyek itu ditandatangani Maret 2020 dan akan selesai Juni 2020 dengan sistem pembayaran tiap akhir bulan setelah memberikan laporan progres pembangunan," ujar Fidelis Rizky Setiawan selaku Direktur CV Lintang Raya Timur.

Nahasnya, hingga konstruksi sudah dikerjakan 50 persen, janji pembayaran tagihan tak kunjung dicairkan. Rizky pun telah menagih haknya ke direksi bahkan sampai ke Jakarta. Namun tak ada kejelasan akan ada pembayaran.

Ia pun merugi miliaran rupiah lantaran modal pengerjaan sudah keluar banyak, namun pembayaran dari perusahaan BUMN itu macet total.

Adapun Ketua Umum KNPI La Ode Umar Bonte mengaku awalnya punya harapan pada Erick Thohir sebagai sosok muda yang smart dan diyakini bisa bekerja profesional.

"Namun semua berbalik menjadi kecewa. Saya akhirnya dari bangga menjadi muak. Menjadi jengkel. Bagaimana kementerian yang mestinya diduduki orang profesional, ternyata masuk dalam lingkaran politik praktis yang kental," tegasnya.

Selaku Ketua KNPI, La Ode Umar pun siap membantu pengusaha lokal daerah yang dirugikan oleh BUMN. Bahkan ia siap membuat posko dan ikut mengejar Erick Thohir agar berupaya membayarkan utang yang merugikan pengusaha kecil.

"Seperti kata bang Margarito tadi, caranya cuma satu cari Erick Thohir. Maka kita siap buat posko untuk mencari Erick Thohir. Bahkan saat kampanye di daerah pun kita bisa cari lewat KNPI di daerah," ungkap La Ode.

KEYWORD :

Margarito Kamis Erick Thohir BUMN Pilpres 2024 Uchok Sky Khadafi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :