Jum'at, 10/05/2024 00:32 WIB

Khusus Negara "Ramah", Rusia Izinkan Beli Gas Pakai Kripto

Rusia sedang mempertimbangkan penggunaan Bitcoin sebagai pembayaran untuk ekspor minyak dan gas (migas).

Presiden Rusia, Vladimir Putin. (Foto: Press TV)

Moskow, Jurnas.com - Rusia sedang mempertimbangkan penggunaan mata uang kripto, Bitcoin, sebagai pembayaran untuk ekspor minyak dan gas (migas).

Anggota parlemen Rusia, Pavel Zavalny mengatakan negara-negara "ramah" diizinkan membayar dalam mata uang kripto, atau dalam mata uang lokal mereka.

Awal pekan ini, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan bahwa dia ingin negara-negara yang "tidak bersahabat" membeli gasnya dengan rubel.

Langkah ini dipahami bertujuan untuk meningkatkan mata uang Rusia, yang telah kehilangan lebih dari 20 persen nilainya tahun ini. Ditambah, sanksi yang dijatuhkan oleh Inggris, AS, dan Uni Eropa, setelah invasi ke Ukraina, kian membebani rubel Rusia.

Namun, Rusia masih merupakan pengekspor gas alam terbesar di dunia dan pemasok minyak terbesar kedua. Zavalny, yang mengepalai komite Duma Negara Rusia untuk energi, mengaku sedang menjajaki cara-cara alternatif untuk menerima pembayaran untuk ekspor energi.

Dia mengatakan China dan Turki termasuk di antara negara-negara "bersahabat" yang "tidak terlibat dalam tekanan sanksi".

"Kami telah lama mengusulkan ke China untuk beralih ke penyelesaian dalam mata uang nasional untuk rubel dan yuan," kata Zavalny dikutip dari BBC pada Jumat (25/3).

"Dengan Turki, itu akan menjadi lira dan rubel," sambung dia.

"Anda juga dapat memperdagangkan bitcoin."

Analis mengatakan Rusia mungkin mendapatkan manfaat dengan penggunaan mata uang kripto, terlepas dari risikonya.

"Rusia sangat cepat merasakan dampak sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata David Broadstock, peneliti senior di Institut Studi Energi di Singapura.

"Ada kebutuhan untuk menopang perekonomian dan dalam banyak hal, Bitcoin dipandang sebagai aset dengan pertumbuhan tinggi," lanjut dia.

Namun, dia mencatat bahwa nilai Bitcoin telah berayun sebanyak 30 persen tahun ini. Sebagai perbandingan, dolar telah diperdagangkan dalam 5 persen terhadap euro.

"Menerima Bitcoin dengan jelas, dibandingkan dengan mata uang tradisional lainnya, menimbulkan risiko yang jauh lebih besar dalam perdagangan gas alam," kata Broadstock.

KEYWORD :

Rusia Kripto Cryptocurrency Migas Gas Minyak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :