Jum'at, 10/05/2024 00:55 WIB

Kementan Berkomitmen untuk Mendukung Pengembangan Kawasan Agribisnis Hortikultura di Garut

Dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut, terdapat 15 kecamatan yang menjadi sentra produksi cabai, di antaranya yang terbesar adalah Kecamatan Pasirwangi, Cisurupan, Cikajang, Samarang, Caringin, Cigedug, Cilawu dan Banyuresmi.

Komoditas Cabai. (Foto: Humas Kementan)

JAKARTA, Jurnas.com - Fokus Kementerian Pertanian dalam meningkatkan kapasitas produksi hortikultura adalah dengan melakukan pengembangan kawasan hortikultura di wilayah sentra. Kabupaten Garut, Jawa Barat terpilih menjadi salah satu lokasi pengembangan Kawasan Agroindustri Hortikultura karena memiliki potensi hortikultura yang cukup besar, khususnya untuk sayuran dan tanaman obat.

Komoditas yang dikembangkan di Kawasan Agroindustri Hortikultura Garut tahun 2022-2024 antara lain aneka cabai, kentang, dan bawang merah, dengan target luasan 1.000 ha.

Dari 42 kecamatan di Kabupaten Garut, terdapat 15 kecamatan yang menjadi sentra produksi cabai, di antaranya yang terbesar adalah Kecamatan Pasirwangi, Cisurupan, Cikajang, Samarang, Caringin, Cigedug, Cilawu dan Banyuresmi.

Pada 2021, realisasi luas tanam cabai mencapai 10.155 Ha yang terdiri dari luas tanam cabai rawit 3.157 Ha, cabai besar 3.739 Ha dan cabai keriting 3.259 Ha dengan tingkat produktivitas 13,5 – 15 ton/ha. Dari berbagai sentra tersebut, pemasaran cabai yang berasal dari Kabupaten Garut telah dapat diserap tidak hanya pasar lokal tetapi juga ke berbagai wilayah lain seperti Bandung, Tanah Tinggi (Tangerang), Kramat Jati (Jakarta), dan Cibitung (Bekasi).

Direktur Jenderal Hortikultura, Prihasto Setyanto mengatakan, pihaknya akan berkomitmen penuh mendukung pengembangan Kawasan Agroindustri Hortikultura Garut. Salah satu bentuk dukungan dari Kementerian Pertanian, terutama dalam peningkatan kapasitas pengetahuan petani dan petugas sebagai ujung tombak pelaksana di tingkat lapang adalah melalui penyelenggaraan Bimbingan Teknis (Bimtek) Cabai.

“Cabai menjadi salah satu komoditas yang diminati oleh petani Garut untuk dikembangkan di Kawasan Agroindustri Hortikultura Garut. Bimtek Cabai ini merupakan bentuk dukungan dari Kementerian Pertanian dalam rangka meningkatkan kompetensi petani dan petugas di lapangan. Kami harap, para petani dan petugas lapangan dapat menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dari bimtek ini,” ujar Prihasto saat ditemui di ruangannya, Senin (14/3).

Menurut Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Garut, Beni Yoga Gunasantika, luas tanam cabai di Kabupaten Garut sangat tinggi, namun belum diatur pola tanamnya, sehingga pasokannya masih terganggu. Melalui Bimtek Cabai ini, Beni berharap para petani cabai di Kabupaten Garut dapat menambah pengetahuan mereka mengenai budidaya cabai.

“Diharapkan melalui bimbingan teknis ini, para petani cabai di Kabupaten Garut dapat menambah ilmu pengetahuan dan pemahamannya terkait budidaya tanaman cabai dari hulu sampai hilir, sehingga dapat meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan,” terang Beni.

Tim Direktorat Jenderal Hortikultura dan peserta bimtek cabai melakukan kunjungan lapangan ke EPTILU, Desa Mekarsari, Kecamatan Cikajang untuk melihat cara budidaya cabai, pengolahan hingga pemasaran serta kiat-kiat membangun bisnis oleh kelompok tani. EPTILU sendiri merupakan kelompok petani milenial yang mengembangkan pertanian hortikultura dengan mendirikan agrowisata dan kebun edukasi, di mana dalam konsepnya, EPTILU menerapkan sistem closed loop, yakni semua pihak terlibat langsung mendampingi petani mulai dari proses produksi. Pada kunjungan ini, dilaksanakan juga praktik langsung uji pH tanah yang dipandu oleh Ketua Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI), Abdul Hamid.

“Pengukuran PH tanah sangat penting karena banyak masalah berasal dari tanah, tanah yang sehat akan berdampak baik untuk tanaman,” ujar Hamid.

Riza Fahreza, petani milenial di Kabupaten Garut menyambut baik program yang diinisiasi oleh Kementerian Pertanian dan Dinas Pertanian Kabupaten Garut ini.

“Kami dari petani milenial siap mendukung program pengembangan kawasan agribisnis ini. Mohon arahan dan bimbingan agar kami di lapangan bisa bekerja dan membantu serta merealisasikan apa yang telah dirancang dan dirintis pemerintah,” pungkas Riza.

KEYWORD :

Agribisnis Hortikultura Ditjen Hortikultura Prihasto Setyanto Garut




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :