Sabtu, 11/05/2024 23:27 WIB

AS Bidik Rusia Lewat Sanksi Baru Korea Utara

Sanksi tersebut menargetkan dua warga negara Rusia dan tiga perusahaan Rusia yang terkait dengan kegiatan pengadaan Korea Utara untuk program misilnya.

Ilustrasi bendera Korea Utara (foto: UPI)

WASHINGTON, Jurnas.com - Amerika Serikat (AS) memberlakukan sanksi baru terkait Korea Utara setelah pejabat AS dan Korea Selatan mengatakan Pyongyang telah menggunakan sistem rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesarnya dalam dua peluncuran baru-baru ini.

Sanksi tersebut, diumumkan oleh Departemen Keuangan AS, menargetkan dua warga negara Rusia dan tiga perusahaan Rusia yang terkait dengan kegiatan pengadaan Korea Utara untuk program misilnya.

Langkah-langkah itu dilakukan di tengah kekhawatiran bahwa Korea Utara akan segera menindaklanjuti ancaman untuk melanjutkan pengujian penuh ICBM jarak jauh dan senjata nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017.

Dua warga Rusia yang berasal dari Vladivostok yakni Aleksandr Andreyevich Gayevoy dan Aleksandr Aleksandrovich Chasovnikov. Adapun tiga perusahaan Rusia itu yakni Apollon OOO, Zeel-M dan RK Briz OOO.

"DPRK (Korea Utara) terus meluncurkan rudal balistik yang secara terang-terangan melanggar hukum internasional, yang merupakan ancaman besar bagi keamanan global," kata Wakil Menteri Keuangan AS untuk Terorisme dan Intelijen Keuangan Brian Nelson dalam sebuah pernyataan.

"Tindakan hari ini menanggapi ancaman ini dengan menargetkan jaringan individu dan entitas yang berbasis di Rusia yang terlibat dalam membantu DPRK mendapatkan komponen untuk sistem rudal balistiknya yang melanggar hukum" katanya.

"AS akan terus menerapkan dan menegakkan sanksi yang ada untuk menekan DPRK agar kembali ke jalur diplomatik dan meninggalkan pengejaran senjata pemusnah massal dan rudal," tambahnya.

Pada hari Kamis, pejabat senior AS menyebut Korea Utara baru-baru ini meluncurkan "eskalasi serius" dan mengatakan penting bagi komunitas internasional untuk bersatu dalam menentang pengembangan lebih lanjut dari senjata semacam itu.

Pejabat itu mengatakan langkah-langkah itu akan diikuti oleh serangkaian tindakan lebih lanjut dalam beberapa hari mendatang.

KEYWORD :

Korea Utara Amerika Serikat Korea Selatan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :