Kamis, 16/05/2024 21:37 WIB

Wapres Sebut BKKBN Aktor Sentral Ketahanan Keluarga Indonesia

Tiga poin yang perlu menjadi perhatian BKKBN dalam penguatan program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Program Bangga Kencana) serta penurunan angka stunting.

Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma`ruf Amin saat memberikan sambutan pada acara Anugerah Keterbukaan Informasi Publik (KIP) Tahun 2020, yang digelar secara virtual karena pandemi virus corona (COVID-19), Jakarta, Rabu (25/11).

Jakarta, Jurnas.com - Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma`ruf Amin mengatakan, di tengah arus modernisasi dan perubahan generasi saat ini, peran Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) tetap perlu digemakan kembali.

"Peran BKKBN sebagai aktor sentral dalam membangun ketahanan keluarga Indonesia secara utuh harus kembali digemakan," tegas Wakil Wapres Ma`ruf saat membuka secara virtual Rapat Kerja Nasional BKKBN Tahun 2022, Jakarta, Selasa (22/2).

Lebih jauh, Wapres Ma`ruf menggarisbawahi tiga poin yang perlu menjadi perhatian BKKBN dalam penguatan program pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana (Program Bangga Kencana) serta penurunan angka stunting.

Pertama adalah menanamkan sejak dini pemahaman akan pentingnya peran keluarga di dalam menyiapkan manusia Indonesia yang unggul. Program Bangga Kencana diharapkan dapat lebih digencarkan untuk menjangkau generasi muda sampai ke pelosok.

"Pemahaman dini akan pentingnya membangun ketahanan keluarga dapat menjadi bekal yang menentukan kualitas keluarga Indonesia ke depan," ujar Wapres Ma`ruf .

Kedua, lanjut Wapres, aspek akuntabilitas dalam pengelolaan sumber daya harus selalu dijaga. Sebab, penanganan stunting melibatkan banyak pihak dan berbagai sumber pendanaan. "Kepercayaan tersebut juga harus dijaga agar kemitraan tetap langgeng," pesannya.

Ketiga, Wapres menekankan konvergensi antarprogram. Program, kegiatan, dan anggaran yang diharapkan dapat saling melengkapi sehingga intervensi pemerintah betul-betul diterima oleh rumah tangga sasaran.

"Konvergensi ini mudah diucapkan, tetapi tidak mudah direalisasikan. Membutuhkan komitmen, kerja keras, dan kesediaan para pihak untuk mengesampingkan kepentingannya demi mencapai tujuan bersama," tegas Wapres.

Menutup sambutannya, Wapres berharap BKKBN dapat menjalankan peran strategisnya untuk mewujudkan keluarga Indonesia yang sejahtera lahir dan batin serta harmonis dalam kehidupan bermasyarakat dengan dukungan berbagai pihak, baik pemerintah maupun non-pemerintah.

"Saya menaruh harapan yang sangat besar kepada BKKBN dengan kekuatan akar rumputnya untuk dapat mewujudkan tujuan mulia dalam menyukseskan Program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting," pungkasnya.

Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo mengatakan, angka prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi sedangkan waktu efektif yang tersisa hanya 2,5 tahun untuk mencapai target 14 persen pada akhir tahun 2024.

"Dengan dukungan dan komitmen dari seluruh elemen masyarakat, kami sangat optimis dapat menurunkan angka prevalensi stunting sampai dengan 14 persen di akhir tahun 2024 nanti," tegas Hasto.

Hasil Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) melaporkan bahwa selama tahun 2021 telah terjadi penurunan prevalensi angka stunting di Indonesia, yaitu dari 27,67 persen (2019) menjadi 24,40 persen (2021).

KEYWORD :

Ma`ruf Amin Rakernas BKKBN Tahun 2022 Hasto Wardoyo Bangga Kencana Stunting




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :