Jum'at, 17/05/2024 04:56 WIB

Satya Cipta Ekspresikan Pengalaman Spiritual Melalui Lukisan

Pemain teater dan juga pelukis Satya Cipta percaya bahwa dunia dalam hidup ini memiliki beberapa dimensi yang berbeda.

Satya Cipta pemain teater, penyanyi seriosa dan perupa. (Foto: Jurnas/Ist).

Jakarta, Jurnas.com- Merenungkan karya lukisan Satya, yang pertama-tama menarik perhatian adalah bagaimana ia menguasai garis-garis di dalam lukisannya. Garis-garis ini membentang melintasi kanvas, membangun dunianya sendiri secara dinamis dan membentuk dua sisi yang berseberangan. Sisi yang pertama adalah dunia yang gelap dan menyeramkan. Sisi yang kedua adalah dunia mimpi dan kebahagiaan.

“Sebagai orang Bali, saya percaya bahwa dunia di mana kita hidup ini memiliki beberapa dimensi yang berbeda. Sebagian dari kita diberikan anugerah untuk menyelami dan mengalami kehidupan dalam berbagai dimensi ini. Ketika menginjak dewasa, saya merasa berbagai lapisan dimensi ini semakin berhubungan langsung dengan kehidupan saya sehari-hari. Anugerah yang saya dapatkan ini memungkinkan saya untuk bertemu dan berdialog dengan makhluk yang hidup dalam dimensi lain, terutama ketika saya mengunjungi tempat-tempat yang sacral,” kata Satya Cipta pemain teater, penyanyi seriosa dan perupa (pelukis).

Lulusan IKJ jurusan Teater ini menambahkan, sebagai pelukis, dirinya terdorong untuk mengekspresikan pengalaman spiritual ini kedalam lukisan-lukisannya. Periode lukisannya di Bali pada tahun 2013-2019 banyak menggambarkan pertemuannya dengan figur-figur spiritual dari dimensi yang lain.

“Anugerah yang saya dapatkan ini memungkinkan saya untuk bertemu dan berdialog dengan makhluk yang hidup dalam dimensi lain, terutama ketika saya mengunjungi tempat-tempat yang sakral. Sebagai pelukis, saya terdorong untuk mengekspresikan pengalaman spiritual ini kedalam lukisan-lukisan saya,” terangnya.

“Itulah kehidupan nyata dari dimensi yang lain. Dua tahun yang lalu, saya memulai perjalanan untuk menemukan kembali hubungan spiritual antara berbagai wilayah sakral di seluruh Nusantara,” sambungnya.

Dalam perjalanan mengunjungi reruntuhan peradaban kuno Nusantara di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Sumatra dan Jawa seperti Candi Gunung Padang (masa megalitik) dan Candi Jiwa (abad ke 5) di Jawa Barat; Istana Kutai Kuno (abad ke 4) di Muara Kaman, Tenggarong, Kalimantan Timur; Makam Putri Cilubintang (istri Brawijaya V) di Pulau Banda Besar, Maluku; Gunung Sesean di Batutumonga, Toraja Utara; Guwa Mampu di Bone, Sulawesi Selatan (abad ke 6); dan Situs Purbakala di Pulau Samosir, Danau Toba, Sumatra Utara, saya menerima banyak pesan dari para Leluhur untuk menyambung kembali benang spiritual yang telah terputus di wilayah sakral Nusantara ini.

“Oleh karena itu, pada lukisan yang baru mulai dari tahun 2020 kedepan, saya melukiskan persinggungan saya dengan dunia lain diberbagai wilayah Nusantara. Sebagian besar dari lukisan pada periode ini adalah sebuah ekspresi untuk menyambung kembali pertalian spiritual yang terputus antara wilayah-wilayah suci di seluruh Nusantara,” jelasnya.

"Banyak penggambaran figur manusia maupun binatang dalam lukisan-lukisan ini berasal dari alam spiritual yang hidup dalam dimensi lain. Untuk membagikan pengalaman spiritual yang sangat berharga ini, saya ingin mengundang Anda sekalian hadir pada Pembukaan Pameran Tunggal Lukisan saya yang berjudul “Pengembaraan Jiwa” di Galeri ART 1 pada tanggal 11 Desember Pk. 17:00 sore,” ajak Satya.

Dalam kesempatan tersebut, Satya Cipta akan mengundang INO Ensemble (pimpinan Franki Raden) untuk tampil mentas pada Pembukaan Pamerannya di Galeri ART 1. (Pameran digelar di New Museum Art 1, Jl. Rajawali Selatan Raya 3 , Jakarta. Sebanyak 25 lukisan saya ada di pamerkan di sini).

KEYWORD :

Satya Cipta Lukisan Spiritual




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :