Pertunjukan Teater Mendu (Foto: Ist)
Jakarta, Jurnas.com - Status sebagai warisan budaya tak benda tak menjamin keberlangsungan Sastra Mendu di Kalimantan Barat. Dikatakan, budaya tradisional asli ini nyaris terlupakan keberadaannya oleh generasi muda.
Hal inilah yang melatari Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat menggelar Teater Mendu, yang fungsinya tidak hanya sebagai hiburan bagi rakyat, namun juga media penyimpan adat, dan pengetahuan budaya lisan masyarakat Melayu Kalimantan Barat.
"Melalui perpaduan musik, tari, lagi, syair, dialog, pencak silat, dan humor, Teater Mendu muncul membawa misi pendidikan moral kepada penontonnya," kata Kepala Balai Bahasa Kalimantan Barat, Suharyanto pada Sabtu (30/10).
Misi moral ini, lanjut Suharyanto, terbaca melalui ending atau akhir cerita yang selalu berakhir kemenangan, pada hal-hal yang mengusung kebaikan dan kekalahan pada apapun yang jahat dan tidak baik.
"Melalui dialog-dialog humor, pesan moral dan suasana akrab antara penonton dan pemainnya terjalin. Dialog-dialog humor ini berfungsi untuk membangun komunikasi antara penonton dan pemain sehingga terkesan akrab," terang dia.
Sayangnya, kata Suharyanto, meski bertindak sebagai pencerminan budaya Kalimantan Barat dan salah satu benteng budaya, perkembangan teater Mendu di Kalimantan Barat yang sudah mulai perlahan-lahan ditinggalkan pemiliknya.
"Maka Balai Bahasa Kalimantan Barat bermaksud menyegarkan kembali masyarakat kepada salah satu warisan budaya nenek moyangnya, yaitu teater Mendu melalui kegiatan revitalisasi sastra bagi siswa sekolah menengah atas di Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya," ujar dia.
Suharyanto menyebut para siswa sekolah menengah atas sebagai sasaran kegiatan sangat antusias mengikuti kegiatan revitalisasi Sastra Mendu.
"Di sisi lain, para siswa mampu mementaskan sastra Mendu yang ditampilkan pada acara penutupan kegiatan dan membuat konten Youtube Mendu," kata dia.
KEYWORD :Sastra Mendu Balai Bahasa Kalimantan Barat Budaya Lokal
