Angela Merkel, kanselir Jerman.(foto:wsj)
Jerman- Angela Merkel saat ini menjadi sorotan. Perempuan kuat dari Jerman saat ini merencanakan mengumumkan minatnya untuk maju lagi sebagai kanselir Jerman keempatkalinya. Diakui sendiri oleh Merkel, bahwa situasi sekarang cukup berbeda, dan keinginannya untuk maju kembali setelah 11 tahun berkuasa akan menemui banyak hambatan.
"Saya memikirkan tanpa henti keputusan (untuk mencalonkan diri) pada periode keempat -setelah sebelas tahun di kantor- semuanya kecuali (hal) sepele," terang Merkel usai pertemuan dengan partainya, Uni Kristen Demokrat pada Minggu (20/11) kemarin.
Merkel berharap bahwa minatnya untuk memimpin kembali Jerman bisa diterima banyak pihak. Namun, menurutnya, September 2017 mendatang tampaknya akan "lebih sulit daripada sebelumnya".
Jerman, dengan Angela Merkel-nya, seorang perempuan politisi yang saat ini dipandang sebagai kekuatan penstabil Eropa Tengah dari ketidakpastian usai Inggris meninggalkan Uni Eropa. Ia juga dianggap sebagai benteng nilai-nilai liberal Barat usai terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS yang mengejutkan.
Keputusan yang mengejutkan, juga berasal dari Merkel, adalah membuka lebar-lebar perbatasan untuk menampung sekitar satu juta pengungsi, yang sebagian besar dari zona perang di Timur tengah. Keputusan ini bukan tanpa tentangan. Banyak dari warga Jerman sendiri meneriakkan ketidaksukaannya atas kebijakan Merkel soal pengungsi.
Kanselir Jerman Waspadai Hubungan Rusia-China
Perempuan yang terpilih sebagai Person of The Year 2015 versi majalah Time itu mengatakan bahwa ia menghadapi banyak tantangan dari semua sisi, dan menjelaskan bahwa tekanan dari sisi kanan sangat kuat. Partai sayap kanan, Alterative for Germany (AFD) menurut banyak pengamat akan berupaya keras untuk menggagalkan pemilihan ulang dirinya.
AFD tak sendirian. Ada partai populis, yang memiliki 10 perwakilan di parlemen pusat, telah secara agresif berkampanye melawan keputusan Merkel yang terang-terangan membuka lebar dan menyambut hangat para pengungsi.[]
Kanselir Jerman angela merkel
