Iran Dituding Tumpahkan Minyak di Pantai Israel

Kamis, 04/03/2021 15:50 WIB

Jakarta, Jurnas.com - Menteri Perlindungan Lingkungan Gila Gamliel menuding, Iran terkait dengan tumpahan minyak baru-baru ini di lepas pantai Israel yang menyebabkan kerusakan ekologi besar. Ia bahkan menyebut insiden tersebut terorisme lingkungan.

"Kapal yang menyebabkan tumpahan itu adalah kapal bajak laut milik Libya yang berlayar dari Iran melalui Teluk Persia tanpa kontak radio, kemudian melewati Terusan Suez," kata Gila Gamliel dilansir Middleeast, Kamis (04/03).

Menurutnya, kapal itu, sebuah kapal tanker minyak mentah bernama Emerald, yang membawa bendera Panama, memasuki perairan Israel di Mediterania Timur dan sekali lagi mematikan radionya selama hampir satu hari penuh, mencemari laut antara 1-2 Februari.

"Dari sana, kapal melanjutkan ke Suriah, membawa kargo bajakan dari Iran. Iran (melakukan) terorisme dengan merusak lingkungan, dan (ketika) Iran merusak lingkungan itu tidak hanya merugikan negara Israel," kata Gamliel.

Kementerian menyampaikan apa yang dikatakan sebagai "bukti tidak langsung" yang kuat bahwa ini adalah kapal di balik tumpahan, meskipun tidak memiliki "bukti forensik". Ia mengatakan itu juga mengesampingkan sumber lain.

Belum ada komentar langsung dari Iran.
Tuduhan itu bisa semakin meningkatkan ketegangan antara Israel dan Iran. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pekan ini menyalahkan Iran atas ledakan di atas kapal milik Israel di Teluk Oman pekan lalu, tuduhan yang dibantah oleh Teheran.

Tumpahan minyak menghitamkan pantai di sepanjang pantai Israel dan gumpalan aspal hitam yang lengket telah terdampar di pantai Lebanon selatan dan Jalur Gaza.

Kelompok lingkungan menyebutnya sebagai bencana ekologi yang membutuhkan waktu bertahun-tahun untuk dibersihkan.

TERKINI
Berbeda dengan Berkeley, UCLA Tangani Protes Mahasiswa Pro-Palestina dengan Panggil Polisi Parlemen Vietnam Dukung Pengunduran Diri Ketua di Tengah Upaya anti-Suap Protes Kampus Jadi Tantangan Kampanye Terpilihnya Kembali Biden dan Partai Demokrat Korea Selatan Tingkatkan Kewaspadaan Diplomatik dengan Alasan Ancaman Korea Utara