Teheran sepenuhnya menolak resolusi yang diadopsi oleh Dewan Gubernur Badan Energi Atom Internasional (IAEA)
Sanksi itu disebut masih kelanjutan dari upaya Paman Sam untuk menekan Teheran setelah Presiden AS, Donald Trump menarik diri dari perjanjian nuklir multilateral Iran 2015 pada Mei 2018.
Duta Besar Iran Kazem Gharibabadi mengatakan sebuah detektor untuk peledak nitrat berbunyi ketika inspektur berusaha memasuki pabrik pengayaan uranium Natanz pada 28 Oktober.
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) memuji prestasi Iran dalam program rudal balistiknya meskipun ada beberapa dekade sanksi yang diberlakukan Washington.
Arab Saudi tidak ingin menandatangani kesepakatan yang akan mengesampingkan kemungkinan memperkaya uranium.
Israel belum mengumkan apakah akan menghadiri acara yang dijadwalkan berlangsung pada akhir 2019 itu.
Insinyur Iran telah menguasai teknologi nuklir dan industri ini tidak tergantung pada negara lain.
Berdasarkan citra satelit yang dianalisis Pusat Kajian Strategis dan Internasional (CSIS), laporan itu mencatat 13 dari 20 dugaan tempat tersembunyi.
Korea Utara (Korut) mengancam akan memulai kembali program nuklirnya sebagai respon atas sanksi yang masih diberlakukan Amerika Serikat kepada negara tersebut.