Jum'at, 19/04/2024 14:22 WIB

Kementan Bilang Kinerja Ekspor Pertanian di Tengah Pandemi Tetap Moncer

Selama Januari-April 2020, nilai ekspor pertanian meningkat 16,9% dibandingkan pada periode yang sama tahun 2019, dari Rp115,18 triliun meningkat menjadi Rp134,63 triliun.

Proses ekspor produk pertanian. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Ekspor sektor pertanian di bawah komando Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menunjukkan kinerja yang terus membaik dan tercatat mengalami surplus.

Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pertanian (Kementan), Ketut Kariyasa, senin (25/5) pada 2019 saja, jumlah ekspor produk pertanian sekitar 43,26 juta ton dengan nilaiRp Rp 372,57 triliun.

Sementara jumlah impor produk pertanian pada tahun yang sama sebesar 30,10 juta ton dengan nilai Rp 250,86 Triliun, sehingga ada surplus perdagangan sebesar Rp121,71 triliun dalam tahun itu.

"Bahkan selama Januari-April 2020, ekspor produk pertanian menunjukan kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya," kata Ketut

Selama Januari-April 2020, Ketut menambahkan, nilai ekspor pertanian meningkat 16,9% dibandingkan pada periode yang sama tahun 2019, dari Rp115,18 triliun meningkat menjadi Rp134,63 triliun.

Surplus perdagangan produk pertanian selama Januari-April 2020 juga meningkat signifikan, yaitu 32,96%, dari sebesar Rp 33,62 triliun (Januari-April 2019) meningkat menjadi Rp44,70 triliun (Januari-April 2020)

"Tahun 2019, China adalah negara tujuan ekspor utama produk pertanian kita. Dari ekspor produk pertanian senilai Rp 372,57 triliun, sebanyak 15,93% diekspor ke China. Negara tujuan ekspor berikutnya adalah India dengan pangsa pasar 11,24%; disusul Amerika 9,03%, Malaysia 5,05%; dan Pakistan 4,73%," ujarnya.

Sepanjang tahun 2019, menurutnya, Indonesia justru mengalami surplus perdagangan dengan China.

"Nilai ekspor produk pertanian Indonesia ke China selama tahun 2019 sekitar Rp 55,07 triliun dan nilai impor Rp 28,68 Triliun, sehingga ada surplus Rp26,39 triliun. Pada tahun 2020 (selama Januari-Maret) Indonesia juga mengalami surplus perdagangan dengan China sekitar Rp2,41 triliun," jelasnya.

Ketut mengakui Indonesia masih mengimpor beberapa produk pertanian hortikultura, sayuran dan buah-buahan.

"Pada tahun 2019, impor produk hortikultura untuk kelompok sayuran terutama bawang putih yang mencapai Rp 7,75 triliun, disusul kentang, kebanyakan dalam bentuk kentang olahan sekitar Rp 1,77 triliun dan bawang Bombay sekitar Rp 1,06 triliun. Sementara impor untuk jenis sayuran bunga kol, brokoli dan kubis hanya Rp110,96 miliar," jelas Ketut.

Untuk produk buah-buahan, nilai impor selama 2019 menurut Ketut sebesar Rp17,38 triliun. "Impor produk buah-buahan terbanyak adalah Anggur sekitar Rp 5,45 Triliun, disusul Apel sebesar sekitar Rp4,87 triliun, Jeruk sekitar Rp3,67 Triliun, dan Pir sekitar Rp 3,35 triliun,” ungkapnya.

Namun demikian Kementan yang dinahkodai oleh Mentan SYL, ke depan, menurutnya terus bekerja keras berupaya untuk meningkatkan ekspor produk pertanian.

"Ekspor akan terus ditingkatkan dan ada saat yang sama juga mengurangi impor melalui peningkatan produksi dalam negeri, agar melalui surplus perdagangan produk pertanian yang semakin meningkat diharapkan peran sektor pertanian dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional semakin nyata," pungkasnya.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Ekspor Produk Pertanian Syahrul Yasin Limpo Ketut Kariyasa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :