Jum'at, 26/04/2024 19:30 WIB

Meski Izin Impor Gula Terlambat, Stabilisasi Harga Beras dan Gula Lancar

Penanganan soal harga dan ketersedian beras dengan segera ditangani Bulog lewat distribusi yang cepat dari gudang-gudang Bulog. 

Dirut Perum Bulog, Budi Waseso. (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Dirut Perum Bulog, Budi Waseso memastikan stabilisasi harga beras dan gula tetap lancar walaupun izin impor dari Kementeriana Perdagangan (Kemendag) terlambat.

"Berdasarkan pantauan kami yang terus-menerus di tengah situasi perang mengatasi penyebaran COVID-19, harga beras sudah kembali normal sejak awal kemunculan wabah ini pada awal Maret lalu," kata Budi Waseso di Jakarta, Kamis (21/5).

"Sedangkan harga gula mulai terasa normal sejak Bulog melakukan operasi pasar khusus gula secara serentak ditanah air sejak awal Mei 2020," sambungnya. 

Budi Waseso mengemukakan hal itu menjawab pertanyaan awak media soal peran stabilisasi harga kebutuhan pokok selama masa COVID-19. Sebelumnya sempat terjadi mahalnya harga beras dan gula akibat kelangkaan bahan pangan pokok tersebut.  Ia juga mengatakan bahwa tidak ada alasan untuk menaikkan harga di tengah situasi saat ini.

Penanganan soal harga dan ketersedian beras dengan segera ditangani Bulog lewat distribusi yang cepat dari gudang-gudang Bulog. Perusahaan plat merah tersebut juga menjamin kecukupan pangan pokok bisa bertahan hingga akhir tahun dengan stok beras yang dikuasai Bulog sebesar 1,4 juta ton yang tersebar merata di seluruh Indonesia.

Namun berbeda halnya dengan stok gula yang mulai langka menjelang akhir tahun dan sebagai antisipasinya sejak November 2019 Bulog sudah mengajukan ijin impor namun baru diberikan Kementerian Perdagangan pada tanggal 7 April 2020.

Harga beras kini berkisar di harga Rp11.750 - Rp12.000 per kg, sedangkan harga gula di pasaran ditetapkan sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) senilai Rp12.500 per kg. Bulog sendiri menjualnya seharga Rp11.900 per kg.

"Stablisasi harga adalah tugas dari pemerintah, maka Bulog akan habis-habisan melaksanakan amanah tersebut tanpa ada unsur kepentingan apapun kecuali kepentingan rakyat, terlebih ditengah situasi krisis seperti sekarang," katanya.

Mengenai urusan gula, Budi waseso menjelaskan bahwa pada 5 Mei lalu, Perum Bulog telah menggelontorkan sedikitnya 22.000 ton gula yang baru datang dari India dan langsung didistribusikan ke seluruh Indonesia guna menjamin stabilisasi harga dan ketersediaan stok gula di masyarakat.

Impor gula tersebut baru sebagian dari ijin impor yang diberikan Kementerian Perdagangan dari total permintaan sebanyak 50.000 ton.

"Sejak awal kami sudah mengantisipasi kelangkaan gula dan minta kuota impor gula pada akhir 2019, namun ijin impor Bulog baru diberikan pada 7 April 2020 sehingga menyebabkan suplai gula terlambat," kata Mantan Kabareskrim itu.

Sebagaimana diketahui bahwa harga gula pasir di tingkat konsumen sejak menjelang bulan Ramadhan melonjak hingga Rp20.000 per kilogram sehingga perlu intervensi yang masif dari pemerintah.

Dengan stok yang dikuasai, Perum Bulog sangat optimis dapat menekan harga gula kembali ke HET Rp12.500 per kg

KEYWORD :

Stabilisasi Harga Impor Gula Budi Waseso Harga Beras




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :