Sabtu, 20/04/2024 00:52 WIB

Aplikasi AgriDSS Permudah Petani Hitung Takaran Pupuk Tanaman Pangan

Aplikasi itu ialah Agriculture Decission Support System (AgriDSS). Perangkat tersebut sangat mudah digunakan baik oleh penyuluh ataupun petani serta pengguna lainnya.

Tampak petani berjalan di ladang kedelainya (Foto: AFP)

 

Jakarta, Jurnas.com - Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbantan) mengembangkan perangkat lunak berbasis android yang dapat menghitung rekomendasi pemupukan tanaman pangan khususnya padi, jagung dan kedelai untuk lahan sawah ataupun lahan kering masam.

Perangkat yang dinamai Agriculture Decission Support System (AgriDSS) tersebut sangat praktis dan mudah digunakan baik oleh penyuluh, petani maupun pengguna lainnya.

Untuk menghitung rekomendasi pemupukan dengan AgriDSS dibutuhkan beberapa informasi di antaranya luas lahan yang direkomendasikan, produktivitas komoditas misalnya padi, status hara P dan K, pH tanah dan tekstur.

Informasi tersebut dapat diperoleh dari hasil analisis dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (PUTS) yang sudah banyak digunakan di tingkat Balai Penyuluhan Pertanian (BPP). Produktivitas pada lahan yang akan direkomendasikan pada musim sebelumnya.

Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry menyampaikan, rekomendasi pemupukan berbasis android yang sudah disusun Balai Penelitian Tanah (Balittanah) ini bersifat nasional, dan spesifik lokasi sehingga sangat bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Dengan memanfaatkan AgriDSS, kata Fadjry, maka pemupukan berimbang dapat diterapkan, hasil tetap tinggi dan efisiensi pemupukan menjadi meningkat.

"Mengingat situasi corona saat ini, maka dengan adanya terobosan AgriDSS penerapan pemupukan berimbang tetap dapat dilakukan dan PPL serta petani dapat belajar mandiri dalam mengaplikasikan AgriDSS dengan tetap menerapkan physical distancing," kata Fadjry.

AgriDSS disusun berdasarkan karakteristik tanah spesifik lokasi. Sasaran utama dari penyusunan AgriDSS adalah rekomendasi pemupukan di tingkat lapangan per petani pemilik/penggarap oleh penyuluh dan petani.

Hal ini didasarkan bahwa handphone berbasis android sudah banyak dipakai penyuluh dan petani serta informasi status hara sudah dekat dengan petani. Kebutuhan minimal spesifikasi hand phone yang dapat digunakan untuk aplikasi AgriDSS adalah android versi lollipop.

Kepala Balittanah, Ladiyani Retno Widowatim mengatakan, perangkat lunak AgriDSS yang dihasilkan tersebut diyakini akan sangat membantu pengguna, utamanya petani dalam mengimplementasikan pemupukan berimbang.

"Kedepannya, Balai Penelitian Tanah akan terus mengembangkan perangkat lunak yang menjangkau hingga tingkat desa dengan cakupan komoditas yang lebih luas," katanya.

Perangkat lunak AgriDSS yang dikembangkan tersebut bersifat spesifik lokasi karena mampu memberikan rekomendasi pemupukan N, P, K, dalam bentuk Urea, SP-36, KCl, dan pupuk majemuk, serta pupuk organik untuk lahan sawah, dan pupuk fosfat alam, dan dolomit pada lahan kering masam.

Rekomendasi pemupukan dengan AgriDSS ini dapat disusun per satuan luas lahan yang akan ditentukan rekomendasinya. Misalnya per luasan satu, setengah, atau seper empat hektar tergantung tingkat data yang tersedia mewakili luasan berapa hektare.

Kehadiran perangkat lunak ini terbilang krusial mengingat pupuk merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya meningkatkan produktivitas lahan dan tanaman pertanian.

Selama ini, pemupukan belum dilakukan secara rasional sesuai dengan status hara tanah dan kebutuhan tanaman akan unsur hara. Pemupukan yang diberikan harus tepat dosis, jenis, cara dan waktu agar produksi tanaman menjadi optimal.

KEYWORD :

Aplikasi AgriDSS Takaran Pupuk Tanaman Pangan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :