Jum'at, 19/04/2024 10:03 WIB

Dari Cungkil Karang, Petani Milenial NTT Raup Omzet Rp200 Juta

Dengan penerapan pertanian organik terpadu Gesti mengaku sudah mengantongi omset mencapai Rp232 juta per tahun.

Gestianus Sino, SP, petani milenial asal Nusa Tenggara Timur (NTT). (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Awal pekan ini, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP) mengukuhkan 67 orang pelopor atau Duta Petani Milenial (DPM) dan Duta Petani Andalan (DPA) dari berbagai provinsi di Indonesia.

Gestianus Sino, SP, petani milenial asal Nusa Tenggara Timur (NTT) adalah di antara 67 pelopor tersebut. Ia dikenal karena memperkenalkan kegiatan pertanian terpadu dengan menggabungkan ikan lele, ayam kampung, ternak kambing, aquaponic dalam satu lahan.

Pria kelahiran 22 April 1983 atau yang akrab disapa Gesti ini awal mula terjun ke dunia pertanian saat berpikir bagaimana bercocok tanam di tengah lahan kering dan dipenuhi banyak batu karang di Kupang itu.

"Proses diawali dengan mencungkil karang, untuk mendapat tanah yang cocok di tanami, kemudian melakukan treatment dasar dengan pupuk organik dari bahan lokal, pemilihan bibit sayur dan buah, dan penggunaan pupuk organik," terangnya.

"Setelah itu, saya mulai melakukan kegiatan pertanian terpadu dengan menggabungkan ikan lele, ayam kampung, ternak kambing, aquaponic, semuanya dalam satu lahan. Hasilnya dijual dan kebun tersebut dijadikan sebagai sekolah pertanian," tambahnya.

Menurut Gestu, pertanian organik terpadu ternyata cocok diterapkan di NTT, karena menciptakan ketersediaan pangan, sehat dan mendukung kemandirian petani.

Dengan penerapan pertanian organik terpadu Gesti mengaku sudah mengantongi omzet mencapai Rp232 juta per tahun.

Selain itu, Gesti juga menanam sayuran dan buah organik seperti pokcoy/kaylan, brokoli, bayam, kangkung, serta buah seperti papaya California, dan mangga serta dengan peternakan seperti ternak kambing, ayam kampung dan ikan lele.

"Soal produk yang dipasarkan memang masih di Kota Kupang dan sekitarnya, seperti dipasarkan ke pusat swalayan, hotel, dan perumahan-perumahan, namun ia optimis ke depan produk yang dihasilkan bisa keluar ke kota dan kabupaten lainnya di NTT," ungkap Gesti.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo optimistis dengan semangat para milenial dalam upaya penumbuhan usaha agribisnis di Indonesia. Apalagi, sektor pertanian merupakan bidang usaha yang sangat prospektif.

"Sekarang, saatnya anak-anak muda yang menguasai teknologi jadi penggerak sektor pertanian. Saya makin percaya anak muda yang terjun di bidang pertanian punya peluang kehidupan dan ekonomi yang lebih baik," kata Syahrul.

Syahrul mengatakan, kini makin banyak petani milenial yang sukses menjadi pengusaha di berbagai sektor pertanian dan mengembangkan usahanya dari hulu hingga hilir.

"Ini bukti bahwa pertanian merupakan sektor usaha yang sangat menjanjikan untuk masa depan," katanya.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi menambahkan, peningkatan petani pengusaha milenial merupakan upaya Kementan mempercepat regenerasi petani.

Dedi Nursyamsi mengatakan, petani pengusaha milenial ini juga didorong tidak hanya menyuplai kebutuhan dalam negeri, tapi juga untuk melakukan ekspor.

"Turunnya jumlah petani berusia muda akan menimbulkan krisis petani. Karema itu, regenerasi petani mutlak dilakukan karena mereka paling berperan sangat strategis dalam pembangunan pertanian Indonesia ke depan, di era modern," kata Dedi Nursyamsi

KEYWORD :

Regenerasi Petani Petani Milenial Dedi Nursyamsi Syahrul Yasin Limpo




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :