Sabtu, 20/04/2024 10:39 WIB

Sempat Tergenang, Produksi Bawang Merah Dipastikan Tetap Stabil

Pihaknya mengaku telah menerjunkan tim reaksi cepat ke lapangan untuk memantau dan mengidentifikasi dampak banjir.

Kementerian Pertanian menargetkan ekspor bawang merah tahun ini meningkat (Foto: Ist)

Jakarta, Jurnas.com - Tak hanya Jabodetabek, curah hujan yang tinggi pada awal tahun ini juga menerjang kawasan penghasil bawang merah terbesar di Indonesia, yaitu Brebes.

Namun, kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Brebes, Yulia Hendrawati, mengatakan, genangan air di lahan bawang merah awal tahun ini lebih disebabkan curah hujan yang tinggi, bukan luapan air sungai seperti yang terjadi beberapa tahun lalu.

"Tim kami bersama-sama dengan petugas pusat (Kementan, Red), sementara berhasil mengidentifikasi lahan-lahan yang terdampak banjir. Lokasinya meliputi empat kecamatan dengan total lahan terdampak seluas 616 hektare," terang Yulia saat duhubungi.

Ia merinci terdampak paling luas berada di Kecamatan Wanasari seluas 457 hektare di sembilan desa, Kecamatan Bulakamba 106 hektare di delapan desa, Kecamatan Tanjung 45 hektare di dua desa dan Kecamatan Kersana 8 hektare di dua desa.

"Dari jumlah tersebut tidak semuanya puso atau mati. Kami masih mengidentifikasi lagi berapa yang puso sambil menunggu masa pemulihan tiga hari ke depan," sambungnya.

Yulia menjelaskan, luasan bawang merah yang terdampak banjir di wilayahnya kurang dari 10 persen dari total areal tanam yang ada.

"Luas areal tanam bawang merah Brebes mencapai enam ribu hektare lebih. Terlebih kalau dihitung yang puso, perkiraan kami lebih kecil lagi persentasenya. Meski kita prihatin dengan kondisi yang ada, tapi saya himbau masyarakat untuk tetap tenang," ujarnya.

"Pemerintah tentu tidak akan tinggal diam dengan situasi ini. Para pedagang juga tidak perlu berspekulasi berlebihan karena secara umum bawang merah Brebes aman terkendali," sambungnya.

Dalam keterangan terpisah yang diterima jurnas.com, Plt. Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian, Sukarman, membenarkan terjadinya sebagian lahan bawang merah yang tergenang di Brebes.

Pihaknya mengaku telah menerjunkan tim reaksi cepat ke lapangan untuk memantau dan mengidentifikasi dampak banjir.

"Pantauan tim kami, saat ini banjir sudah mulai surut. Beberapa titik masih terlihat genangan. Untuk tanaman yang tergenang pada umur lebih dari 40 hari bisa dilakukan panen muda. Tanaman umur 15 - 40 bisa dilakukan upaya penyemprotan fungisida dan pemberian dolomit," jelasnya.

"Sedangkan untuk tanaman berumur dibawah 15 hari kemungkinan besar tidak bisa diselamatkan. Berapa angka pastinya masih dalam proses identifikasi," katanya lagim.

Proses pendataan kelompok tani yang lahannya terdampak, kata Sukarman, juga masih dalam tahap meninjau mengingat tidak semua petani yang lahannya terdampak tergabung ke dalam kelompok tani.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) H Juwari, mengatakan luas areal bawang merah yang terdampak genangan tidak terlalu luas sehingga pasokan nasional masih aman.

"Pasokan bawang merah secara nasional Insyaallah masih aman. Saat ini kan produksi bawang merah tidak hanya tersentral di Brebes, sudah berkembang di banyak daerah di Indonesia," ujarnya.

Meski begitu, Juwari berharap pemerintah dan instansi terkait bisa melakukan upaya _recovery_ khususnya kepada para petani Brebes yang tanamannya puso atau busuk akibat lahannya tergenang lebih dari 2 malam.

"Misalnya berupa bantuan benih agar petani bisa cepat pulih dan bangkit kembali menanam bawang merah," tukasnya.

KEYWORD :

Sentra Bawang Merah Pasokan Bawang Musim Hujan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :