Jum'at, 19/04/2024 21:33 WIB

Polisi Hong Kong Kembali Gunakan Gas Air Mata Halau Demonstran

Polisi Hong Kong menggunakan gas air mata, semprotan merica, dan meriam air pada Sabtu untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berkumpul di sebuah distrik perbelanjaan pusat

ribuan demonstran berkumpul di pusat perbelanjaan di Hong Kong (foto: UPI)

Jakarta, Jurnas.com - Polisi Hong Kong menggunakan gas air mata, semprotan merica, dan meriam air pada Sabtu untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berkumpul di sebuah distrik perbelanjaan pusat, menandai berbulan-bulan demonstrasi anti-pemerintah.

Para pemrotes mengenakan topeng ski hitam dan T-shirt "Bebaskan Hong Kong" meskipun ada upaya pemerintah untuk menghentikan kerusuhan dengan larangan masker wajah yang diberlakukan bulan lalu.

Larangan itu kontroversial karena pengunjukrasa berpendapat topeng diperlukan untuk melindungi dari gas air mata dan semprotan merica. Pemerintah mengatakan larangan topeng diperlukan bagi polisi untuk mengidentifikasi dan menghentikan perusuh.

Dilansir UPI, para pengunjuk rasa berkumpul di distrik perbelanjaan Causeway Bay ketika mereka diselimuti gas air mata.

Ketika polisi juga menggunakan semprotan merica dan meriam air untuk membubarkan para pengunjuk rasa, beberapa orang menanggapi dengan membangun barikade, melemparkan bom minyak bumi dan merusak toko-toko dan kantor Xinhua, kantor berita pemerintah China.

Para pengunjuk rasa berusaha untuk mengatasi larangan unjuk rasa anti-pemerintah dengan mengatakan mereka malah melakukan unjuk rasa untuk pemilihan lokal yang dijadwalkan 24 November, yang tidak tunduk pada larangan tersebut. Namun polisi masih mengatakan mereka berkumpul secara ilegal dan menentang larangan topeng.

Polisi menangkap puluhan pengunjuk rasa pada hari Sabtu. Petugas telah menangkap hampir 3.000 orang dan menembakkan sekitar 6.000 putaran gas air mata sejak protes dimulai pada Juni terhadap RUU yang akan memungkinkan China mengekstradisi buron ke daratan untuk diadili.

RUU itu ditarik tetapi demonstrasi terus berlanjut ketika protes berubah menjadi gerakan pro-demokrasi yang lebih besar menuntut pemilihan bebas dan penyelidikan independen terhadap kekuatan polisi yang berlebihan.

Di antara pengunjuk rasa yang ditahan Sabtu adalah kandidat pro-demokrasi Osman Cheng dan Richard Chan.

Awal pekan ini, aktivis pro-demokrasi Joshua Wong didiskualifikasi dari pencalonan dalam pemilihan akhir bulan ini karena keyakinan politiknya.

Pada hari Kamis, laporan keuangan kuartal ketiga mengungkapkan bahwa ekonomi Hong Kong telah jatuh ke dalam resesi setidaknya sebagian karena ketidakstabilan dari protes yang sedang berlangsung.

KEYWORD :

Polisi Hong Kong Para Demonstran Pusat Perbelanjaan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :