Jum'at, 19/04/2024 09:37 WIB

Anak Kuli Raih Predikat Mahasiswa Berprestasi Nasional

Safhira Alfarisi berhasil meraih predikat sebagai mahasiswa berprestasi tingkat nasional jenjang diploma

Para mahasiswa beprestasi nasional

Jakarta, Jurnas.com – Mahasiswi Ilmu Komunikasi, Sekolah Vokasi, Institut Pertanian Bogor (IPB), Safhira Alfarisi berhasil meraih predikat sebagai mahasiswa berprestasi tingkat nasional jenjang diploma, dalam Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapres) 2019.

Pilmapres digelar oleh Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti), yang penilaiannya didasarkan pada gagasan dalam bentuk karya tulis, poster, presentasi, hingga aktivitas sosial dan kepribadian para peserta.

Dalam keterangannya, Saphira terdorong untuk berprestasi mulai dari semester pertama, karena berasal dari keluarga yang sederhana. Ayahnya seorang kuli bangunan. Karena itu, kesempatan masuk IPB dia bayar dengan prestasi.

Bagi Saphira, pendidikan tinggi bukan sebuah keistimewaan. Dan setiap orang tanpa terkecuali berhak mendapatkan kesempatan duduk di perguruan tinggi.

Prinsip inilah yang menjadi tujuan awal Saphira menginisiasi program International Youth Summit, bernama X-change Hamada, ketika dia memasuki semester tiga. Melalui komunitas tersebut, dia berhasil memberangkatkan 100 mahasiswa ke Malaysia, Singapura, Sidney, dan Hong Kong.

Berhasil membangun X-change Hamada, Saphira mendirikan yayasan beasiswa bernama Beasiswa 10.000. beberapa program yayasan tersebut di antaranya pengabdian masyarakat, lomba esai, international youth summit, bimbingan belajar gratis, sekolah bakat gratis, dan aktivitas sosial lainnya.

Pembangunan Desa Berbasis E-Commerce

Predikat mahasiswa berprestasi nasional dalam Pilmapres 2019 juga diraih oleh I Gede Sthitaprajna Virananda, mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI).

Dalam karya tulisnya, Jana menuangkan gagasan berjudul ‘Despro: Strategi Pengembangan Klaster Industri Desa Berbasis Pelasaran E-Commerce di Indonesia’.

Dia memandang bahwa pedesaan di Indonesia tertinggal dari segi kemiskinan, ketenagakerjaan, dan industri. Karena itu, dia menyodorkan pembangunan desa berbasis e-commerce, sebagaimana yang sudah dipratikkan di China, di mana 3.000 desa aktif berjualan di laman Taobao.

KEYWORD :

Kuli Bangunan Mahasiswa Berprestasi Dirjen Belmawa




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :