Minggu, 12/05/2024 11:14 WIB

Kisah Si Anak Kuli Bangunan Kuliah Keperawatan Berkat KIP-K

Manfaat program KIP Kuliah dirasakan betul oleh Ni Wayan Ayu Kumala, mahasiswi Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

Denpasar, Jurnas.com - Manfaat program KIP Kuliah dirasakan betul oleh Ni Wayan Ayu Kumala, mahasiswi Jurusan Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Berkat program tersebut, dia berkesempatan melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

Ayu bukan lahir dari keluarga mampu. Sejak TK, dia hidup bersama ayahnya yang hanya berprofesi sebagai kuli bangunan, pasca ibunya meninggal dunia. Namun, sang ayah ingin Ayu mengeyam pendidikan setinggi mungkin di tengah keterbatasan ekonomi keluarga.

Beruntung, Ayu merupakan penerima Kartu Indonesia Pintar (KIP) sejak SMA. Prestasi di bidang silat dia jadikan modal untuk mendaftar di Universitas Udayana (Unud) melalui jalur mandiri prestasi. Kala itu, dia memilih jurusan keperawatan sesuai anjuran ayahnya.

"Kalau enggak lulus KIP-K maunya kuliah di luar, karena biayanya kan mahal di fakultas kedokteran. Kalau di swasta mungkin akan pilih ekonomi. Biar bisa kuliah aja," ujar Ayu di sela-sela Presstour Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) di Kampus Unud, Denpasar, Bali beberapa waktu lalu.

Pertama kali dinyatakan lulus jurusan keperawatan melalui jalur prestasi, Ayu tak sepenuhnya girang. Sebab, Uang Kuliah Tunggal (UKT) yang harus dibayarkan sebesar Rp7.450.000. Jumlah itu terlampau mahal untuknya.

Ayah Ayu patah arang. Dia sempat meminta sang anak mundur dari Universitas Udayana karena khawatir tidak bisa membayar kuliah. Namun, nasib baik masih berpihak pada Ayu. Dia mendapatkan pinjaman uang untuk membayar UKT tersebut.

"Waktu itu belum keterima KIP-K. Tiba-tiba KIP-K sudah keluar, akhirnya uangnya balikin lagi," kenang dia.

Kini, Ayu berstatus sebagai mahasiswi penerima KIP Kuliah. Dia memperoleh bantuan biaya hidup sebesar Rp5,7 juta per semester, yang dia gunakan untuk membeli keperluan hidup dan kuliah. Dia bahkan menyisihkan sedikit bantuan tersebut untuk biaya profesi.

Ayu juga berkomitmen memanfaatkan kesempatan sebagai penerima KIP Kuliah dengan menjaga IPK-nya di kampus, di samping mengatur waktu untuk menjalani latihan silat setiap harinya. Bagi dia, beraktivitas hingga tengah malam merupakan hal yang biasa.

"Biasanya kuliah sampai jam tiga sore. Setelah itu latihan silat dari jam lima sampai jam sembilan malam. Terus di rumah belajar lagi buat kuliah sampai jam satu malam. Kalau ada ujian malah bisa sampai subuh," tutup anak tunggal tersebut.

KEYWORD :

KIP Kuliah Universitas Udayana Kemdikbudristek Kuli Bangunan




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :