Selasa, 23/04/2024 14:22 WIB

Nia Dinata Tanda Tangani Petisi Soal Intoleransi di Sekolah

Anak-anak dinilai berhak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat disertai kebiasaan-kebiasaan yang baik.

Nia Dinata ikut menandatangani petisi soal intoleransi di sekolah (foto: Nia Dinata)

Jakarta, Jurnas.com - Ajakan kepada orang tua untuk bergerak dan mendukung Pemerintah melakukan langkah sistematis mengatasi intoleransi di lembaga pendidikan telah kami sebarkan melaui petisi daring change.org dengan tajuk "Dorong Pemerintah Ambil Langkah Konkret Atasi Intoleransi di Lembaga Pendidikan"

Petisi yang diluncurkan mulai akhir Juni lalu hingga kini telah didukung oleh sekitar 35 ribu penandatangan dan terus bertambah jumlahnya.

Rencananya, hasil petisi ini akan diserahkan kepada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. Muhajir Effendy, M.A.P. Berawal dari petisi ini, kami berharap lebih banyak orang tua bergerak untuk ikut mencegah atau melaporkan praktik intoleransi di sekolah terutama sekolah negeri.

Sutradara dan produser film Nia Dinata yang ikut menandatangani petisi ini mengatakan tindakan intoleran itu biasanya tanpa kita sadari [tahu-tahu] sudah terjadi. Lalu akhirnya tumbuh kebencian terhadap sesama warga negara Indonesia. Kita enggak mau dong hidup dengan benci.”

“Para orang tua, mari kita awasi anak-anak kita, kita awasi guru-guru yang mengajar mereka, karena kita tidak bisa 24 jam bersama anak-anak kita.”

"Kami orang tua yang sangat berkepentingan pada perkembangan dan peningkatan pendidikan anak-anak kami yakin, bahwa anak semulanya adalah buku yang bersih tanpa tulisan," lanjutnya.

Negara selaku penyelenggara pendidikan nasional yang menjunjung prinsip Bhinneka Tunggal Ika dan kita para orang tua selaku guru pertama dan utama bagi anak, memiliki kewajiban untuk mengisi buku kosong yang masih bersih itu dengan ajaran berlandaskan toleransi.

Anak berhak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang sehat disertai kebiasaan-kebiasaan yang baik. Anak berhak menjadi dirinya sendiri dalam norma bermasyarakat yang menghormati hak orang lain.

Anak juga berhak bersosialisasi dengan anak lain dari latar belakang psikis, fisik, budaya dan agama berbeda. Mari kita didik anak-anak kita untuk hidup tanpa ada rasa kebencian di hatinya. Semua anak Indonesia berhak bahagia.

KEYWORD :

Intoleransi Sekolah Nia Dinata




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :