Jum'at, 26/04/2024 19:31 WIB

Kebijakan Kementan Bagun Logistik Pangan Skala Besar di Depan Mata

Nantinya produksi komoditas hortikulara juga akan dikirim ke warehouse dan wholesale milik Indonesia yang ada di luar negeri seperti Singapura, Malaysia, China, Hongkong, Jepang dan lainnya.

Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi pada pembukaan Agro Expo 2019 di Soropadan, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (4/7).

Sidoarjo, Jurnas.com - Kebijakan Menteri Pertanian (Mentan), Andi Amran Sulaiman membangun logistik pangan, khususnya komoditas hortikultura ekspor berdaya mulai terwujud.

Demikian disampaikan Direktur Jenderal Hortikultura, Kementerian Pertanian (Kementan), Suwandi dalam Pertemuan Koordinasi Pemasaran Produk Hortikultura di Kawasan Perdagangan Suncity Biz Sidoarjo, Senin (15/7).

Suwandi menyampaikan, Kementan bersama investor dan para pelaku usaha sedang merancang warehouse dan wholesaler di kota-kota besar seperti Surabaya, Semarang, Makassar, Banjarmasin, Medan dan lainnya berisi produk buah, sayur dan produk lokal Indonesia lainnya.

Nantinya produksi komoditas hortikulara juga akan dikirim ke warehouse dan wholesale milik Indonesia yang ada di luar negeri seperti Singapura, Malaysia, China, Hongkong, Jepang dan lainnya. Saat ini fokus warehouse di Suncity Biz Sidoarjo.

"Indonesia negara kepulauan harus memiliki gudang pangan skala besar di kota besar, seperti Jakarta, Semarang, Surabaya, Makasar, Medan dan Banjarmasin guna mengamankan pasokan pangan di dalam negeri. Selain itu, bertujuan untuk diekspor ke negara tetangga," ujar Suwandi.

Wandi, begitu Suwandi disapa mengatakan, sistem logistik pangan ukuran jumbo seperti ini sudah ada di Jepang, Dubai dan negara-negara lainnya.

Kemudian Suwandi meminta agar terobosan pemasaran hasil produk hortikulutra tersebut segera diwujudkan sebab selama ini aktivitas ekspor produk pertanian dilakukan secara sendiri-sendiri dan tunggal, yakni hanya satu komoditas.

Terobosan ini merupakan alternatif inovasi baru sehingga Kementan terus membantu dalam mempermudah perizinan, registrasi kebun, bantuan packaging, sortasi, bantuan benih, bibit dan membangun sentra-sentra produksi dan fasilitas lainnya.

Dijelaskan Suwandi, terobosan ini menyerupai supermarket tapi di bangung di lain seperti di Singapura, Hongkong, China dan negara lainnya yang menyajikan komoditas pertanian Indonesia. Dengan begitu, importir dan distributor di luar negeri tidak perlu repot mencari di Indonesia.

"Kalau di Suncity Biz ini sudah siap fasilitasnya untuk menampung hasil produksi dari sentra-sentra. Dari sini baru didistribusikan ke supermarket dan pasar ekspor. Di pasar ekspor membuat hal yang sama yakni membangun kawasan seperti ini," ujar Suwandi.

Menurut catatan BPS, sepanjang tahun 2018, produksi buah-buahan mencapai 21,5 juta ton, sayuran 13 juta ton, tanaman hias 870 juta tangkai dan tanaman obat mencapai 676 ribu ton. Kinerja volume ekspor hortikultura tahun 2018 mencapai 435 ribu ton, naik 10,36 persen dibanding tahun 2017 sebanyak 394 ribu ton.

Di tahun 2019 ini, Kementan optimis produksi dan volume ekspor hortikultura meningkat.

Karena itu, Suwandi berharap berbagai produk hortikultura dari berbagai kabupaten di Jawa Tengah dan Jawa Timur setelah diproses sortasi, grading dan packaging terus dikirim ke warehouse seperti di Suncity Biz ini. Selanjutnya satu pintu dari Surabaya didistribusikan ke berbagai supermarket dalam negeri dan ke wholesale di luar negeri.

"Sarana dan prasarana seperti di Suncity Biz ini kita jadikan model untuk direplikasi dan dikembangkan di kota besar lainnya di Jakarta, Medan, Makasar dan Banjarmasin. Harapannya agar terbangun logistik seperti ini dengan kapasitas total se Indonesia 10 juta ton berisi produk pangan kita," terangnya.

Selain di Surabaya, di kota-kota besar Kementan sudah membangun hub sebagai simpul yang menghubungkan dari sentra produksi pangan ke pusat-pusat konsumsi semakin lancar. "Ini sudah mendesak seiring dengan pesatnya terbangun infrastruktur jalan tol, pelabuhan, tol laut dan lainnya," kata Wandi.

Di tempat yang sama, pemilik Kawasan Perdagangan Suncity Biz, Junaidi mengatakan Sistem logistik pangan ukuran jumbo yang dibangun di Suncity Biz ini merupakan bentuk aplikasi dari Visi Pak Menteri dalam memotong rantai pasok, mengakselerasi ekspor dan mensejahterakan petani.

Dengan begitu sinergi membangun pasar ekspor hortikultura ini adalah simbol bahwa semua pihak tidak bisa berdiri sendiri karena Indonesia surga buah-buahan dan sayur-sayuran.

"Saya mengaplikasikan visinya Pak Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman intinya bahwa di sentra-sentra produksi dibangun hub, terus ada pasar ekspornya dan di pasar luar negerinya kita tidak sekedar menunggu pembelinya, tapi lebih aktif lagi membuka usaha di negara ekspor seperti China, Singapur, Taiwan, Hongkong dan sebagainya," katanya.

Junaidi menegaskan pola pemasaran produk hortikultura perlu dengan membuka pasar sentra komoditas Indonesia di luar negeri. Berangkat dari ini, konsep pasar ini sangat membantu komoditas hortikultura yang umurnya harian atau tidak lahan lama sehingga ada perlakukan khusus, paling tidak soal perizinan.

"Membangun kawasan ini dilengkapi dengan kemudahan pelayanan perizinan yang jemput bola di lapangan, tidak ada jeda waktu yang terlalu lama untuk memasarkan produk hortikultura. Saya yakin, ke depan komoditas hortikultura kita semakin menguasai pasar ekspor," tandasnya.

KEYWORD :

Kinerja Menteri Pertanian Logistik Pangan Komoditas Hortikultura Suwandi




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :