Anggota Komisi III DPR, Arteria Dahlan
Jakarta, Jurnas.com - Mantan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga Uno telah melakukan penggiringan opini sesat. Hal itu terkait ucapan selamat atas kemenangan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dari Megawati Soekarnoputri ketika Pilpres 2009.
Demikian disampaikan politisi PDI Perjuangan (PDIP), Arteria Dahlan, melalui rilisnya, Selasa (2/7). Menurutnya, pernyataan Sandiaga yang menyebut Megawati tidak menyampaikan ucapan selamat kepada SBY adalah keliru alias sesat.
"Saya pikir Mas Sandi itu keliru. Tidak benar Ibu Mega tidak mengucapkan selamat kepada Pak SBY terkait kemenangan Pak SBY dalam kontestasi pilpres saat itu. Boleh ditelusuri rekam jejak digitalnya, bahkan saksinya masih ada yakni Pak Syarif Hasan, dulu beliau Wasekjen Partai Demokrat," kata Arteria.
Semestinya, kata Arteria, Prabowo-Sandiaga menunjukkan sikap kebesaran jiwa seorang pemimpin dengan legowo menyampaikan ucapan selamat kepada pasangan Jokowi-Ma`ruf Amin dalam kontestasi Pilpres 2019. Menurutnya, publik menanti kembali sikap kesatria, jiwa besar dan sportifitas.
"Tidak perlu Mas Sandi sampai begitu reaktif, nyerempet sana sini, seperti "kebakaran jenggot", gagal paham dan menebar hoax. Tidak perlu beliau menggiring opini sesat dengan menganalogikannya dengan Ibu Mega," tegasnya.
Arteria mengatakan, Sandiaga tidak pas, tidak bijak, dan justru menghadirkan sentimen publik disaat rakyat sedang haus akan kebijakan seorang pemimpin.
"Mas sandi harus meralat bahkan mencabut pernyataan tersebut. Disamping materi muatan pernyataannya tidak benar, juga menyerang kehormatan Ibu Mega," tegasnya.
"Mas Sandi sebaiknya kenali lebih dekat Ibu Mega, ibu memilih jalan kemanusian dalam berpolitik, petarung handal namun taat aturan kompetisi. Kami-kami kan menjadi saksi hidup bagaimana Ibu Mega kala itu," tuturnya.
KEYWORD :Sandiaga Uno Politisi PDIP Arteria Dahlan
