Warga Palestina memakai topeng lakukan aksi demonstrasi di perbatasan Gaza
Jakarta, Jurnas.com - Dua warga Palestina tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza tak lama setelah tentara Israel menyerang warga Palestina yang ambil bagian dalam aksi unjuk rasa "Great March of Return", yang menyebabkan sedikitnya 50 lainnya terluka.
Dilansir PressTV, pesawat Israel telah menargetkan posisi milik perlawanan Palestina di kamp pengungsi al-Maghazi, yang terletak di pusat Jalur Gaza.
Serangan itu dilaporkan menewaskan dua anggota sayap militer Hamas, yang dikenal sebagai Brigade Ezzedine al-Qassam. Serangan udara itu juga melukai tiga warga Gaza lainnya.
MER-C: Hari Nakba Harus Jadi Jadi Libur Nasional
Sumber-sumber Israel juga melaporkan bahwa militer Israel telah menembaki kamp pengungsi Bureij di pusat Jalur Gaza. Serangan itu terjadi tak lama setelah dua tentara Israel terluka oleh tembakan sniper yang diduga di perbatasan Gaza.
Kelompok-kelompok perlawanan Palestina telah bersumpah untuk menanggapi serangan-serangan itu.
Para demonstran mengecam proklamasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump 25 Maret yang mengakui "kedaulatan" Israel atas wilayah Suriah.
Damaskus sangat mengutuk tindakan itu dan menyebutnya sebagai serangan terang-terangan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah Suriah.
Keputusan itu juga dikecam oleh Liga Arab yang menyatakan bahwa pengakuan Trump tidak mengubah status daerah.
Protes Jumat terjadi ketika warga Palestina di Gaza telah mengadakan demonstrasi mingguan untuk menuntut hak untuk kembali bagi mereka yang diusir dari tanah air mereka oleh agresi Israel dan diakhirinya pengepungan di kantong sejak Maret tahun lalu.
Lebih dari 270 warga Palestina telah terbunuh sejak itu, dan lebih dari 16.000 telah terluka.
Sebuah misi pencari fakta Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menemukan sebelumnya bahwa pasukan Israel melakukan pelanggaran hak selama penumpasan mereka terhadap para demonstran Palestina di Gaza yang mungkin merupakan kejahatan perang.
KEYWORD :Palestina Serangan Israel Warga
