Jum'at, 26/04/2024 02:44 WIB

Investasi Protein Hewani Penting untuk Cegah Stunting

Investasi protein di awal masa kehidupan anak jadi kunci mencegah munculnya kondisi stunting.

ilustrasi anak stunting

Jakarta - Data terbaru Riskesdas 2018 menunjukkan prevalensi stunting di Indonesia saat ini sebesar 30,8 persen - masih jauh di atas ambang yang ditetapkan WHO, yaitu sebesar 20 persen.

Kondisi ini tentu mengkhawatirkan, mengingat permasalahan stunting tak sekadar tentang terhambatnya pertumbuhan tinggi badan pada anak, namun lebih lanjut dapat menyebabkan hambatan kecerdasan, menimbulkan kerentanan terhadap penyakit menular dan tidak menular, hingga penurunan produktivitas pada usia dewasa.

Karenanya, saat ini pemerintah menetapkan pencegahan stunting sebagai salah satu program prioritas nasional.

Berbicara tentang penyebabnya, pemenuhan gizi yang tidak mencukupi khususnya pada fase 1.000 hari pertama kehidupan, ditenggarai menjadi faktor terbesar timbulnya kondisi stunting pada anak.

Dokter Anak Spesialis Nutrisi dan Penyakit Metabolik pada Anak, Dr. dr. Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K) menjelaskan terkait stunting, pemenuhan gizi yang lengkap pada dua tahun pertama masa kehidupan memiliki peran yang krusial.

Setelah pemberian Air Susu Ibu eksklusif pada tahun pertama kehidupannya, anak membutuhkan makanan pendamping dengan kandungan karbohidrat, lemak, dan protein.

"Faktanya di Indonesia, konsumsi asupan protein hewani masih tergolong rendah, sehingga banyak kasus stunting terjadi," ujarnya dalam Talkshow Milk Versation Hari Gizi Nasional di Jakarta, Rabu (23/1).

Padahal, menurut Damayanti investasi protein hewani sangatlah penting, mengingat kandungan asam amino esensial terlengkap di dalamnya, yang dapat membantu pertumbuhan dan kecerdasan otak anak.

"Perlu diketahui, sumber protein hewani terbaik dapat ditemukan pada susu, telur, unggas, ikan, serta daging," imbuhnya

KEYWORD :

Cegah Stunting Protein Hewani




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :