Praktisi kebugaran Jansen Ongko (Foto: Ecka Pramita)
Jakarta - Gaya hidup modern yang semakin sibuk, kekhawatiran meninggalkan anak dengan rasa lapar di sekolah, mitos tidak perlu sarapan kalau tidak lapar, bahkan ketakutan berlebih terhadap sumber gizi tertentu seperti karbohidrat atau gula, menjadikan pola sarapan sebutuhnya menjadi kebiasaan umum.
Terkait pola sarapan itu diungkapkan olejh praktisi gizi kebugaran Jansen Ongko, padahal balita membutuhkan 20 gram kalori, anak-anak membutuhkan 35 gram kalori, dan dewasa membutuhkan 50 gram kalori. Menurut Jansen, peran sarapan dalam memupuk kebugaran fisik dan mental justru penting sekali.Baca juga :
Keutamaan Wafat saat Menuntut Ilmu dalam Islam
"Pertama, sarapan memenuhi sekitar 15-30 persen kebutuhan gizi harian. Kedua, kebiasaan sarapan yang cerdas juga turut membantu memupuk kebiasaan pola makan yang cerdas di saat makan siang, ketika jajan, dan makan malam," ujarnya dalam acara peluncuran Nestle Nestum di Jakarta, Rabu (6/9).
Keutamaan Wafat saat Menuntut Ilmu dalam Islam
Baca juga :
Ahli Diet Ingatkan Bahaya Melewatkan Waktu Makan
Sarapan jadi penting karena saat tidur malam hari perut menjadi kosong. Jansen mengimbau mulailah dengan budaya sarapan untuk diri sendiri dan keluarga.Lalu, bagaimana sarapan yang cerdas? Yakni ketika Anda memilih sarapan yang tepat untuk tubuh Anda. Sarapan mengandung protein, karbohidrat, buah sayuran, ada sumber lemak.
Ahli Diet Ingatkan Bahaya Melewatkan Waktu Makan
Ikuti Update jurnas.com di
Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
KEYWORD : Google News: http://bit.ly/4omUVRy
Terbaru: https://jurnas.com/redir.php?p=latest
Langganan : https://www.facebook.com/jurnasnews/subscribe/
Youtube: https://www.youtube.com/@jurnastv1825?sub_confirmation=1
Sarapan Menu Gaya Hidup



























