Memasuki kawasan tinggal Suku Anak Dalam di Jambi pada 2015, Aji awalnya mengaku stres. Dia tak tahu bagaimana membuat anak-anak di sana mau belajar, atau setidaknya mendatangi kelasnya.
Inovasi Aji berbuah manis. Selain membuat anak-anak setempat mau belajar dan perlahan memahami cara membaca, menulis dan berhitung, dia berhasil mendulang rezeki.