Tidak jarang, kontestasi politik terutama pemilihan umum, memunculkan masalah politik identitas primordial, seperti agama, suku, dan ras.
Presiden Jokowi dinilai rentan diserang dengan isu keagamaan dan politik identitas pada Pilpres 2019 mendatang. Dimana, kekuatan dan isu politik Islam diprediksi akan mewarnai Pilpres 2019 seperti yang terjadi pada Pilkada DKI Jakarta 2017 yang lalu.
Politik identitas diprediksi akan mewarnai Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2019 mendatang. Isu politik identitas tersebut akan mengancam runtuhnya demokrasi di tanah air.
Pemilu serentak 2019 berpotensi kerawanan antar pendukung pasangan capres-cawapres dan calon legislatif (Caleg) yang bertarung. Ada beberapa faktor potensi kerawanan pada Pemilu 2019.
Politik identitas berbau SARA digoreng dalam kampanye pemilu 2019. Ini tidak mendidik, karena urusan khilafah dipolitisir.
Politik identitas akan jadi role model dalam Pilkada, Pileg dan Pilpres lima tahun mendatang apabila pemenang Pilpres 2019 ini adalah yang memakai politik identitas.
Hidayat turut prihatin dengan pengalaman buruk yang dialami mahasiswa berkaitan salah kaprah politik identitas.
Kenapa SARA menjadi sangat laku, politik identitas sangat laku, kerena rakyat masih banyak yang bergama tapi tidak berilmu.
Partai Merupakan Alat untuk Sejahterakan Kaum Marhaen