Pada Senin, para pedagang berkumpul di luar parlemen mengeluh tentang penurunan tajam nilai mata uang nasional. Kemudian pada Selasa sejumlah penjaga toko dan pedagang menutup bisnisnya. Grand Bazaar Teheran pun demikian.
Wakil Presiden pertama Iran, Eshaq Jahangiri, juga memperingatkan produsen saingan OPEC, Arab Saudi tidak akan memiliki tempat di Teheran, pasar minyak internasional.
Beberapa hari terakhir, Presiden Iran, Hassan Rouhani dan beberapa komandan militer senior Iran mengancam akan mengganggu pengiriman minyak dari negara-negara Teluk jika Washington mencoba untuk memotong ekspor Teheran.
Zanganeh menyebut ketegangan antara Teheran dan Washington sebagai "perang dagang". Meski begitu, ia meyakinkan bahwa Iran tidak akan patah arang memproduksi minyak untuk diekspor.
Rusia masih mendukung perjanjian nuklir karena melakukan bisnis dengan rezim di Teheran, sehingga perjanjian itu untuk kepentingan Moskow.
Sekutu Gedung Putih akan mendung Presiden Donald Trump untuk memberlakukan kembali sanksi terhadap Teheran usai keluar dari kesepakatan nuklir Iran.
Tak ada kemungkinan perang antara Washington dan Teheran, sebab peperangan antara kedua negara akan menyebar ke seluruh dunia.
Javad Zarif menegaskan ancaman, sanksi dan aksi gombal AS tidak akan berhasil melunakkan Teheran.
Beberapa hari sebelumnya, aksi protes yang muncul di kota Isfahan menyebar ke kota-kota lainnya, seperti Meshed, Shiraz dan Teheran
Sanksi Amerika Serikat (AS) terhadap Iran tidak bisa memengaruhi perusahaan-perusahaan Eropa yang ada di Teheran.