PBB desak pemerintah Bangladesh dan Myanmar membatalakan rencana memulangkan ratusan ribu pengungsi Negara Bagian Rakhine.
Pemuda Rohingya yang tinggal di negara bagian Rakhine, Myanmar menghadapi pembatasan serius untuk mendapaptkan akses ke sekolah sejak pecahnya kekerasan di sana pada tahun 2012.
Di hari yang sama, dua pria etnis Rakhine beragama Budha menghilang saat memancing dan kemudian ditemukan tewas dengan leher tergores.
Seorang pakar PBB menyatakan keprihatinannya atas meningkatnya konflik di Rakhine utara dan tengah dan Negara-negara Chin pada hari Jumat
Pelapor khusus PBB untuk Myanmar menekankan bahwa situasi hak asasi manusia di Rakhine terus memburuk.
April lalu, Duterte juga menyebut tindakan keras militer terhadap komunitas Rohingya di Negara Bagian Rakhine Myanmar sebagai genosida.
Haque menuduh Myanmar hanay mengumbar "janji kosong dan berbagai pendekatan penghalang" selama negosiasi pengembalian.
Tindakan brutal militer pada tahun 2017 memaksa sekitar 740.000 Rohingya di negara bagian Rakhine melintasi perbatasan ke Bangladesh.
Baru-baru ini, militer telah berperang melawan kelompok bersenjata lain, Angkatan Darat Arakan, yang menarik sebagian besar anggota baru dari populasi etnis Rakhine.
Para penduduk mengeluh lantaran desa Kyauk Tan di kota Rathedaung telah sepenuhnya ditutup dan persediaan makanan sangat rendah.