Di tengah wabah pandemi COVID-19 ini, permintaan akan produk buah- buahan justru makin meningkat.
Produk olahan panganan ringan itu seperti keripik singkong dan pisang, kicimpring singkong, ranginang, baso goreng, kue kering, serta manisan kolang-kaling dan pepaya.
Banyak negara di Amerika Latin menjadikan pisang sebagai teman makan steak. Kalau di Indoenesia sendiri, di Sulawesi Selatan, bukan hal yang aneh pisang menjadi menu pokok.
Melalui pola ini ternyata pemasaran pisang memiliki potensi ekspor yang cukup besar. Bahkan kebutuhannya belum dapat dipenuhi karena banyaknya permintaan.
Pisang Barangan Jumbo (Bajo) selain digemari dalam negeri juga punya prospek pasar ekspor cukup baik khususnya ke Malaysia sehinga perlu dikembangkan.
otal rupiah yang bisa dihasilkan di atas lahan seluas 151 hektare ini ditaksir mencapai Rp2,5 miliar lebih, dengan asumsi bila rata-rata harga pisang Rp2.500 p
Potensi produktivitas ubi kayu mencapai 10 ton per hektare dan pisang potensinya dapat mencapai 80 ton per hektare.
Produk olahan setengah jadi yang dibuat adalah Aneka Tepung, antara lain tepung pisang, tepung ganyong, tepung mokaf, tepung talas dan tepung ubi jalar.
Penerapan pengelolaan OPT skala luas (area wide management/AWM) diutamakan pada budi daya aneka buah prospektif ekspor seperti Mangga, manggis, pisang, nanas, buah naga, salak dan sebagainya.
Varietas pisang mas ini ditetapkan sebagai varietas unggul nasional berdasarkan SK Menteri Pertanian nomor: 516/2005.