Sabtu, 27/04/2024 03:37 WIB
TAG : Ideologi
  • PPP Berharap UKPPIP Bentukan Jokowi Redam Situasi

    Rabu, 07/06/2017 16:48 WIB

    UKPPIP yang dibentuk Presiden Jokowi diharapkan dapat meredam kondisi masyarakat yang belakangan saling hujat.

  • Meski Kecil, ISIS Tak Bisa Dibiarkan

    Jum'at, 09/06/2017 01:54 WIB

    Meski sangat kecil, warga negara Indonesia sebagai penggemar ideologi ISIS tidak bisa dibiarkan.

  • Kini, Pancasila Bak Bintang di Gelap Malam

    Rabu, 14/06/2017 01:08 WIB

    Ideologi Pancasila sebagai jembatan pemersatu bangsa Indonesia sudah mulai meredup.

  • Yudi Latif: Jangan Sampai Pancasila seperti Alquran Rusak

    Rabu, 14/06/2017 02:34 WIB

    Pancasila bukan sekedar pelajaran yang hanya didiskusikan, melainkan sebagai ideologi atau pandangan hidup yang harus diterapkan dalam berbangsa dan bernegara.

  • Selamat, Yudi Latif Jalankan Satu Misi Misteri

    Rabu, 14/06/2017 08:17 WIB

    Fahri Hamzah mengucapkan selamat kepada Kepala UKP-PIP Yudi Latif untuk menjalankan satu misi yang masih misteri.

  • Kata Romy, Pancasila Wajib Diimani

    Minggu, 18/06/2017 01:24 WIB

    Pancasila menjadi sesuatu yang wajib `diimani` oleh seluruh warga negara Indonesia. Sebab, Pancasila merupakan konsensus bersama.

  • Tanpa Pancasila, Indonesia Bakal Bubar

    Minggu, 18/06/2017 01:59 WIB

    Pancasila sebagai ideologi negara yang menjadi konsensus bersama para pendiri bangsa wajib untuk dipertahankan. Jika tidak, maka Indonesia bakal bubar.

  • INTERNASIONAL

    Atasi Perselisihan Negara Teluk, Trump dan Erdogan Bertemu

    Sabtu, 01/07/2017 08:29 WIB

    Semua negara harus bekerja untuk menghentikan pendanaan teroris dan untuk memerangi ideologi ekstremis.

  • INTERNASIONAL

    Trump - Salman Bahas Perselisihan Qatar

    Sabtu, 15/07/2017 05:57 WIB

    Trump menekankan perlunya mengurangi semua dana untuk terorisme dan mendiskreditkan ideologi ekstremis.

  • Oesman Sapta : Anggota MPR Dilantik Harus Memiliki Politik Kebangsaan

    Minggu, 01/01/2017 16:09 WIB

    Oesman Sapta : Anggota MPR Dilantik Harus Memiliki Politik Kebangsaan

    Jakarta - Wakil Ketua MPR Oesman Sapta Odang melantik dua anggota MPR RI Pengganti Antar Waktu yakni,Drs.Erwin TPL Tobing dan Jimmy Demianus IJIE dari Fraksi PDI-P mewakili Kalimantan Barat dan Papua Barat pada 26 Juli, di Ruang Delegasi, Plaza Nusantara, Gedung MPR,DPR dan DPD,Jakarta Selatan.

    Erwin Tobing menggantikan dr Karolin Margret Natasa yang mengundurkan diri dari keanggotaan DPR RI fraksi PDI-P dan terpilih menjadi Bupati Landak, Kalimantan Barat. Sementara, Jimmy Demianus IJIE, anggota MPR sisa masa jabatan tahun 2014 - 2019 mewakili PDI-P dari daerah pemilihan Papua Barat. Pelantikan ini dilakukan dalam rangka melaksanakan peraturan MPR RI agar para anggota dilantik mengucapkan sumpah dan janji sebagai anggota MPR pengganti antar waktu.

    Oesman Sapta mengatakan, Erwin yang merupakan mantan petinggi Polri dan Jimmy merupakan anggota aktivis yang kaya akan kreativitas dan wawasan akan melaksanakan tugas kenegarawanan, dimana di lembaga MPR tempat berkumpul mereka yang mewakili kepentingan MPR, DPR, dan DPD. "Dari sisi konstitusional dan moral, setiap anggota MPR dalam berpolitik harus berpolitik kebangsaan," kata Oso, panggilan akrab Osman Sapta.

    Oso menyebutkan, kita boleh berbeda dari asal daerah atau berbeda dari asal fraksi, tapi ketika lembaga pemusyawaratan ini tujuan kita hanya satu yakni, Indonesia kita cita-citakan. " Indonesia yang memberikan jaminan setiap umat beragama dapat melaksanakan ibadahnya. Indonesia yang dicita-citakan memberi rasa keadilan bagi setiap warganegara dan Indonesia yang dicita-citakan tidak menciptakan kesenjangan dalam program pembangunan di seluruh wilayah Indonesia," paparnya.

    Dikatakan Oso, selama ini dipahami bahwa pembangunan hanya berpusat di Pulau Jawa saja, telah menimbulkan kesenjangan dan sebagian masyarakat terusik rasa nasionalismenya. Namun patut kita bersyukur pada pemerintah saat ini bahwa praktek pembangunan yang tersentral di Pulau Jawa sudah tidak terjadi lagi.

    "Seperti pembangunan wilayah perbatasan di Kalimantan dan pembangunan pabrik-pabrik di Papua, serta perbedaan harga minyak yang Rp 80 ribu di Papua, menjadi sama harganya dengan di Jakarta hanya Rp 8000."

    Menurut Oso, tugas politik kebangsaan kita dalam menghilangkan kesenjangan sudah tidak seberat dulu lagi, tapi kesenjangan rasa kebangsaan di sebagian masyarakat kita masih jadi beban berat bagi. Ada sebagian masyarakat kita yang lengah, yang menurun dan bahkan menghilang rasa nasionalisme. Hal inilah yang bisa mengancam NKRI."Indonesia tidak mungkin makmur bila tidak ada kemakmuran di daerah-daerah," kata Oso.

    Ia mengajak anggota MPR yang baru dilantik, setelah aktif di masyarakat untuk meningkatkan rasa nasionalisme, selain juga yang utama melakukan sosialisasi 4 pilar dan menggunakan momentum apapun untuk memperkuat persatuan di Indonesia. "Mari jadikan lembaga MPR agar menjaga ideologi dan konstitusi serta mengawal cita-cita bangsa," ujarnya mengakhiri.