Direktur Jenderal IAEA, Rafael Grossi berbicara pada peringatan 36 tahun bencana tenaga nuklir sipil terburuk di dunia di pembangkit itu ketika reaktor keempatnya terbakar dan meledak pada 26 April 1986.
Pabrik Bataan senilai US$2,2 miliar atau sekitar Rp 31,7 triliun menjadi monumen keserakahan dan korupsi era Marcos, dan dibiarkan terbengkalai setelah diktator digulingkan pada 1986.
ICW sebelumnya mengungkapkan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata dan Rafael lulus dari STAN pada tahun yang sama yakni 1986.