CEO Facebook meminta maaf karena mengizinkan pihak ketiga seperti Cambridge Analytica memanfaatkan data pengguna
Pemerintah Papua Nugini resmi menutup Facebook selama satu bulan ke depan, dalam upaya untuk menindak pengguna palsu
Perjanjian itu sudah terjalin sejak 2010 bersama Huawei, Lenovo, Oppo, dan TCL. Dan hingga kini masih berlaku.
Facebook mengatakan mengatur ulang semua posting ke pengaturan asli mereka dan mulai memberi tahu pengguna yang terpengaruh pada Kamis (06/05).
Konsumsi berita melalui Facebook menurun, terutama di kalangan anak muda, yang lebih menyukai WhatsApp, Instagram, dan Snapchat.
Warga Mesir telah menyuarakan ketidakpuasan mereka lewat media sosial, terutama Twitter dan Facebook.
Facebook juga dianggap tidak transparan terkait kebijakan pihak lain mengambil data di Platformnya.
Facebook mengakui telah kecolongan 87 juta data pengguna, pasca dibajak oleh perusahaan konsultan Inggris Cambridge Analytica
salah satu kebijakan ilegal Israel, terutama yang bertujuan menyembunyikan dan mengubur kebenaran, serta kejahatan yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh tentaranya terhadap Palestina di wilayah yang dikuasai.
Kebijakan baru itu akan dimulai secara global dari Sri Langka, yang baru-baru ini diguncang oleh konflik antar agama