Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menyampaikan pidatonya dalam pertemuan Majelis Umum PBB ke 72 di New York, Selasa 24 September 2019 (Foto: AFP)
Ankara, Jurnas.com - Turki belum membuat keputusan akhir atas permintaan Taliban untuk mengelola bandara Kabul, setelah pasukan asing mundur dari Afghanistan, di tengah masalah keamanan dan ketidakpastian di Afghanistan.
Minggu ini, Taliban meminta bantuan teknis kepada Turki untuk menjalankan bandara, tetapi menuntut agar militer Ankara ditarik hingga batas waktu akhir 31 Agustus 2021.
Erdogan mengatakan ketenangan harus dipulihkan di Kabul sebelum membuat keputusan soal bandara. Dia menambahkan ada risiko "terhisap" ke sesuatu yang akan sulit dijelaskan mengingat ketidakpastian seputar kemungkinan misi.
Menangi Pilpres Turki, Fahri Hamzah Ingin Presiden Indonesia Terpilih di 2024 Mirip Erdogan
"Taliban telah mengajukan permintaan mengenai pengoperasian bandara Kabul. Mereka mengatakan, `Kami akan memastikan keamanan dan Anda dapat mengoperasikannya`. Tetapi kami belum membuat keputusan karena selalu ada kemungkinan kematian dan hal-hal semacam itu. di sana," kata Erdogan dalam konferensi pers di Istanbul dikutip dari Reuters pada Jumat (27/8).
Komentar Erdogan muncul ketika pasukan AS membantu mengevakuasi warga Afghanistan yang putus asa untuk melarikan diri dari pemerintahan Taliban, bersiap untuk serangan lebih lanjut sambil berlomba untuk menyelesaikan evakuasi sebelum batas waktu 31 Agustus yang ditetapkan oleh Presiden Joe Biden.
Turki selaku anggota NATO memiliki ratusan tentara di Afghanistan sebagai bagian dari misi aliansi, dan bertanggung jawab atas keamanan bandara selama enam tahun terakhir. Ankara sejauh ini telah mengevakuasi setidaknya 350 tentara dan lebih dari 1.400 orang dari Afghanistan sejak pengambilalihan Taliban bulan ini.
Turki memuji pernyataan moderat Taliban sejak mereka merebut Kabul pada 15 Agustus. Dia menegaskan bahwa Ankara akan terus mengadakan pembicaraan dengan kelompok Islam tersebut, dan akan mengevaluasi hubungan setelah pemerintah baru terbentuk.
Turki Recep Tayyip Erdogan Taliban Afghanistan