Jum'at, 19/04/2024 16:24 WIB

Alasan Polisi Thailand Pakai Kekerasan Bubarkan Demonstran

Polisi menembakkan gas air mata, meriam air, dan peluru karet untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berkumpul di dekat kediaman Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, yang menunjukkan kemarahan atas buruknya penanganan Covid-19.

Demo anti pemerintah di Bangkok, Thailand (Foto: Reuters)

Bangkok, Jurnas.com - Polisi Thailand mengklarifikasi penggunaan kekerasan saat membubarkan pengunjuk rasa di ibu kota Bangkok, yang terjadi pada Selasa (10/8).

Polisi menembakkan gas air mata, meriam air, dan peluru karet untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berkumpul di dekat kediaman Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha, yang menunjukkan kemarahan atas buruknya penanganan Covid-19.

"Polisi memutuskan untuk menggunakan gas air mata, meriam air dan peluru karet karena kami menganggap jika tidak, akan ada lebih banyak kerusakan," kata kepala polisi Bangkok Pakapong Pongpetra dalam konferensi pers dikutip dari Reuters pada Rabu (11/8).

Pakapong mengatakan 48 orang ditangkap termasuk 15 pemuda, dan 122 sepeda motor disita. Sementara itu para pengunjuk rasa telah menyerukan pawai lain ke kediaman Prayuth.

Gelombang protes yang dipimpin oleh pemuda mendapatkan sambutan luas di tengah wabah Covid-19 terburuk di negara itu, yang menyumbang lebih dari 788.000 kasus dan 6.700 kasus meninggal di Thailand.

Beberapa pemimpin inti tetap dalam tahanan menunggu persidangan untuk penghasutan, di antara pelanggaran lainnya.

KEYWORD :

Thailand Demonstransi Kekerasan Polisi Bangkok




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :