Jum'at, 17/05/2024 11:03 WIB

Lebih dari 140 warga Palestina Terluka saat Bentrok dengan Pasukan Israel

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, 146 warga Palestina terluka selama bentrokan, termasuk sembilan oleh tembakan langsung, 34 oleh peluru berlapis karet dan 87 oleh gas air mata.

Petugas medis mengevakuasi seorang pengunjuk rasa Palestina yang terluka di tengah bentrokan dengan pasukan Israel selama demonstrasi di Beita dekat kota Nablus di Tepi Barat yang diduduki, untuk mengecam pos terdepan Israel di Eviatar di bukit terdekat. (AFP)

Beita, Jurnas.com - Lebih dari 140 warga Palestina terluka pada Jumat (23/7) dalam bentrokan dengan pasukan Israel di desa Beita, Tepi Barat  selama protes terhadap pos terdepan pemukiman ilegal Israel.

Tentara Israel mengatakan dua tentara juga luka ringan dalam kekerasan itu.

Ratusan warga Palestina berkumpul di Beita, yang terletak di utara Tepi Barat yang diduduki Israel, untuk memprotes pos terdepan Eviatar, kata seorang koresponden AFP.

Daerah itu telah menyaksikan demonstrasi rutin menentang perluasan pemukiman di tanah Palestina. Tentara Israel mengatakan, selama beberapa jam terakhir, kerusuhan terjadi di area pos terdepan Givat Eviatar, selatan Nablus.

"Ratusan warga Palestina melemparkan batu ke pasukan (tentara) IDF, yang merespons dengan cara membubarkan kerusuhan," katanya dalam sebuah pernyataan, menambahkan bahwa dua tentara yang terluka ringan dibawa ke rumah sakit.

Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan, 146 warga Palestina terluka selama bentrokan, termasuk sembilan oleh tembakan langsung, 34 oleh peluru berlapis karet dan 87 oleh gas air mata.

Pemukim Yahudi mendirikan pos terdepan Eviatar pada awal Mei, membangun rumah beton sederhana dan gubuk dalam hitungan minggu.

Pembangunan itu bertentangan dengan hukum internasional dan Israel, dan memicu protes sengit dari warga Palestina yang bersikeras bahwa bangunan dibangun di tanah mereka.

Tetapi setelah kesepakatan dicapai dengan pemerintah baru Perdana Menteri Naftali Bennett, para pemukim meninggalkan pos terdepan pada 2 Juli, sementara struktur yang mereka bangun tetap di bawah penjagaan tentara.

Kementerian pertahanan Israel mengatakan akan mempelajari daerah itu untuk menilai apakah itu bisa, di bawah hukum Israel, dinyatakan sebagai tanah negara. Jika itu terjadi, Israel kemudian dapat mengizinkan sebuah sekolah agama untuk dibangun di Eviatar, dengan tempat tinggal untuk staf dan siswanya.

Sebagai informasi, sekitar 475.000 pemukim Yahudi sekarang tinggal di Tepi Barat, yang diduduki Israel sejak 1967. (Arab News)

KEYWORD :

palestina israel palestina israel bentrok




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :