Selasa, 23/04/2024 20:17 WIB

Pengawasan Orang Tua Penting Saat Anak Berselancar di Internet

Terutama masa pandemi saat ini, di mana intensitas penggunaan internet meningkat karena belajar dari rumah (BDR).

Webinar Digital Society dengan tema “Keamanan Anak di Dunia Digital selama Belajar Dari Rumah”, pada Kamis (22/7),

Jakarta, Jurnas.com - Kemampuan literasi digital merupakan kemampuan yang paling krusial dalam menghadapi perkembangan teknologi saat ini, untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang tidak hanya mengenal teknologi, namun juga cermat dalam menggunakannya.

Hal itu disampaikan Semuel Pangerapan (Dirjen Aptika Kemkominfo) dalam kegiatan Webinar Digital Society dengan tema “Keamanan Anak di Dunia Digital selama Belajar Dari Rumah”, pada Kamis (22/7).

Pada 2020, Kemenkominfo melakukan survei status literasi digital nasional mengacu pada kerangka literasi digital milik UNESCO. Survei tersebut menemukan bahwa indeks literasi digital masyarakat Indonesia berada pada angka 3,47 dari skala 1 sampai 4.

"Hal itu menunjukkan bahwa indeks literasi digital kita hanya ada pada sedikit di atas tingkat sedang, namun belum mencapai tingkat baik. Untuk mencapai tingkat literasi yang baik, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri," ujar Semuel.

Menurut dia, dalam keadaan normal baru saat ini maupun pasca pandemi nanti proses digitalisasi di berbagai aspek kehidupan akan semakin cepat.

"Kita harus mempersiapkan SDM kita dengan keterampilan digital yang sesuai untuk menghadapi perubahan ini. Langkah konkrit yang dapat dilakukan bersama harus dirumuskan untuk menjaga keamanan anak di dunia digital," ujarnya.

Senada dengan Samuel, Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek, Jumeri, mengatakan bahwa di masa belajar dari rumah ini peran orang tua sangat penting dalam pengawasan dan pendampingan untuk menanamkan rasa tanggung jawab dan kepedulian kepada anak dalam menggunakan gawai dan akses internet.

“Dengan pengawasan dan pendampingan orang tua, kita harapkan anak menjadi lebih peka terhadap segala bentuk kejahatan di media sosial dan terhindar dari resiko-resiko kejahatan di dunia maya,” kata Jumeri.

Ia meminta orang tua selalu mengawasi dan mendampingi anak saat berselancar di internet. Terutama masa pandemi saat ini, di mana intensitas penggunaan internet meningkat karena belajar dari rumah (BDR).

"Ketika aktivitas berinternet semakin banyak, semakin intensif dilakukan anak-anak sejak usia dini, tentu banyak pula risiko yang dihadapi anak-anak kita," ujar Jumeri.

Menurut Jumeri, pesatnya perkembangan teknologi informasi bagaikan pisau bermata dua. Di satu sisi memberikan akses informasi yang dapat dengan mudah, murah, dan cepat didapat Di sisi lain, ada banyak dampak negatif yang mengiringinya.

Antara lain, maraknya informasi bohong atau hoaks, mudahnya mengakses pornografi, perundungan melalui media daring atau cyberbullying. Kemudian, konten-konten yang tidak sesuai dengan usia anak, dan kemudahan berinteraksi dengan orang asing.

"Melihat kondisi tersebut, sejatinya orang tua dan anak harus bekerja sama agar dapat bertanggung jawab memilah dan memilih informasi yang layak bagi anak," tuturnya.

Nurfitriana selaku Pengembang Teknologi Pembelajaran Ahli Muda Kemendikbudristek menyampaikan bahwa Kemendikbudristek telah menyediakan beberapa fasilitas pembelajaran daring, contohnya seperti: “Rumah Belajar”, para tenaga pendidik disini bisa mengakses sumber-sumber belajar yang aman bagi anak, kreatif dan gratis. Selain itu Kemendikbudristek juga punya aplikasi “seTARA daring” dan juga bantuan kuota internet dengan batasan-batasan keamanan konten yang bisa diakses.

“Jadi benar-benar kuota tersebut akan dimanfaatkan, akan dioptimalkan untuk belajar, untuk mengakses sumber-sumber belajar sehingga konten-konten yang dirasa tidak bermanfaat sudah di-blok,” ujar Nurfitriana.

Margaret Aliyatul Maimunah (Komisioner Bidang Pornografi dan Cyber Crime KPAI). Dalam paparannya Margaret memberikan beberapa tips perlindungan anak pada saat belajar dari rumah, salah satunya adalah orang tua harus dapat menjalin komunikasi yang positif dengan anak dan mendorong anak untuk dapat bersuara dan bercerita, kemudian ajarkan anak untuk menggunakan internet dengan bijak serta berikan pemahaman terkait konten yang boleh diakses dan konten yang tidak boleh diakses, sehingga anak memiliki etika yang baik dalam berinternet.

“Anak harus diberikan pemahaman bagaimana pentingnya keamanan di dunia internet sehingga anak-anak dapat dicegah dari keterlibatan dalam kejahatan cyber baik sebagai korban ataupun pelaku”, tutur Margaret.

Webinar dilanjutkan dengan pemaparan Yuneldi,(Kepala SDN 14 Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang, Sumbar) menceritakan pengalamannya sebagai praktisi atau tenaga pendidik dalam membantu anak didik agar tetap aman dan nyaman belajar menggunakan media digital.

Yuneldi menjelaskan bahwa para tenaga pendidik atau guru telah memberikan bimbingan kepada anak perihal penggunaan media digital dan bagaimana cara pencarian informasi yang baik di internet, namun tentunya pihak sekolah tidak bisa terlalu jauh dalam memantau anak didik, untuk itu peran orang tua dalam membimbing dan mengawasi pemakaian ruang digital di rumah menjadi sangat penting.

“Sebagai orang tua tentunya lebih memahami situasi dan kondisi pada anak, maka bimbing dan temanilah anak belajar di rumah,” demikian Yuneldi menegaskan.

Kemudian sebagai pembicara terakhir, Rizki Ameliah (Koordinator Literasi Digital, Kemkominfo) menyampaikan pentingnya memiliki pemahaman literasi digital yang baik agar terjaga keamanan penggunaan media digital, oleh karena itu Kemkominfo hadir dengan program literasi digital untuk memberikan edukasi bukan kepada hanya anak saja tetapi juga kepada orang tua, guru, anak muda dan masyarakat umum untuk lebih bijak dan berpikir sebelum mem-posting sesuatu di dalam ruang digital.

“Saring sebelum sharing perlu terus dilafalkan ketika kita akan mem-posting sesuatu, kemudian juga jaga data dan informasi pribadi di media sosial,” tambah Rizki.

KEYWORD :

Pengawasan Orang Tua Dunia Digital Perkembangan Anak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :