Jum'at, 17/05/2024 16:59 WIB

Jerman Kritik Rencana Inggris Hapus Aturan Bermasker

Sebagaimana diketahui, pada 19 Juli nanti Inggris akan merayakan Hari Kebebasan, ketika aturan memakai masker dan jaga jarak dihapuskan.

Pengunjung yang mengenakan masker wajah tiba di British Museum pada 27 Agustus 2020 di London, Inggris (Chris J Ratcliffe/Getty Images)

Berlin, Jurnas.com - Menteri Ekonomi Jerman, Peter Altmaier mengkritik rencana Inggris menghapus aturan wajib masker dan jaga jarak. Menurut dia, pelonggaran di tengah mewabahnya varian Delta merupakan eksperimen berisiko.

Sebagaimana diketahui, pada 19 Juli nanti Inggris akan merayakan Hari Kebebasan, ketika aturan memakai masker dan jaga jarak dihapuskan.

Alih-alih pelonggaran, Altmaier menyebut pembatasan virus corona saat ini masih diperlukan untuk menghindari penguncian ekonomi lebih lanjut.

"Kita semua akan disarankan untuk mengambil langkah-langkah keamanan yang diperlukan," kata Altmaier dikutip dari Reuters pada Selasa (13/7).

Jerman melaporkan 646 kasus baru virus corona pada Selasa ini, naik dari 440 seminggu yang lalu, dengan peningkatan jumlah kasus per 100.000 orang selama tujuh hari menjadi 6,4 dari 4,9.

Sementara itu, Kepala Dewan Etik Jerman, Alena Buyx, mengatakan vaksinasi wajib tidak diperlukan di Jerman. Kendati demikian, pembatasan tidak boleh dilonggarkan jika setengah dari populasi belum divaksinasi.

Pada Senin (12/7) kemarin, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte meminta maaf karena terlalu cepat mencabut pembatasan virus corona, yang berakibat kasus infeksi melonjak ke level tertinggi tahun ini.

KEYWORD :

Jerman Inggris Hari Kebebasan Memakai Masker Jaga Jarak




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :