Kamis, 18/04/2024 17:12 WIB

Para Pemimpin ASEAN akan Bertemu Bahas Situasi Myanmar

Myanmar berada dalam krisis sejak kudeta militer 1 Februari yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi.

Para pengunjuk rasa meneriakkan slogan-slogan di belakang barikade selama protes terhadap kudeta militer di Yangon, Myanmar pada 27 Februari 2021. [Stringer - Anadolu Agency]

Jakarta, Jurnas.com - Brunei Darussalam, yang saat ini memegang keketuaan Association of Southeast Asian Nations(ASEAN), mendukung usulan Indonesia untuk melakukan pertemuan para pemimpin dalam membahas masalah Myanmar di Jakarta.

Myanmar berada dalam krisis sejak kudeta militer 1 Februari yang menggulingkan pemerintahan terpilih Aung San Suu Kyi. Aktivis mengatakan, setidaknya 557 orang telah terbunuh dalam tindakan keras pasukan keamanan atas protes dan pemogokan di seluruh negeri, di mana junta telah membatasi akses internet.

Indonesia telah memimpin upaya anggota ASEAN, di mana Myanmar adalah salah satu anggotanya, untuk mendorong solusi yang dinegosiasikan, meskipun sudah ada kebijakan lama untuk tidak mengomentari masalah domestik satu sama lain.

Dalam pernyataan bersama dengan Malaysia, Brunei mengatakan, kedua negara telah meminta menteri dan pejabat seniornya melakukan persiapan yang diperlukan untuk pertemuan yang akan diadakan di Sekretariat ASEAN di Jakarta, Indonesia.

Pernyataan itu menyusul pertemuan antara Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan Sultan Brunei Hassanal Bolkiah pada Senin.

"Kedua pemimpin sepakat agar para pemimpin ASEAN bertemu untuk membahas perkembangan yang sedang berlangsung di Myanmar," kata mereka.

Keduanya tidak menyebutkan kapan pertemuan itu akan digelar. Namun menyatakan keprihatinan atas meningkatnya jumlah korban jiwa di Myanmar. "Mereka mendesak semua pihak untuk menahan diri dari menghasut kekerasan lebih lanjut, dan bagi semua pihak untuk segera menahan diri dan fleksibilitas sepenuhnya," menurut pernyataan itu.

ASEAN beroperasi berdasarkan konsensus, tetapi pandangan yang berbeda dari 10 anggotanya tentang bagaimana menanggapi penggunaan kekuatan mematikan oleh tentara terhadap warga sipil dan kebijakan non-intervensi kelompok tersebut telah membatasi kemampuannya untuk bertindak.

Malaysia, Indonesia, Filipina, dan Singapura semuanya telah menyatakan kekhawatiran atas pembunuhan para demonstran dan mendukung pertemuan tingkat tinggi yang mendesak tentang Myanmar.

Menteri luar negeri masing-masing negara secara terpisah telah mengadakan pembicaraan pekan lalu dengan mitranya di China, tetangga utara Myanmar yang berpengaruh. (Reuters)

KEYWORD :

Indonesia Pemimpin ASEAN Krisis Myanmar




JURNAS VIDEO :

PILIHAN REDAKSI :